Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


Dekorasi Serat Alam Ragam Karya Dry Living

    Dekorasi Serat Alam Ragam Karya Dry Living
    Beberapa jenis produk basket
    Basket laundry berbagai model & warna
    Aplikasi table set berbahan serat alam
    Pernak-pernik wall decor bergaya bohemian

    Kerajinan dari bahan alam memang sudah menjadi warisan dari nenek buyut kita. Apalagi di Nusantara yang sangat melimpah sumber daya alamnya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan barang-barang kerajinan maupun produk home decor. Hasil dari kerajinan tangan Indonesia memang sudah diakui oleh berbagai kalangan di mancanegara karena hasil kerajinan yang dibuat memiliki beragam bentuk. Kekayaan budaya yang ada di Indonesia merupakan salah satu hal yang menyebabkan munculnya keberagaman produk kerajinan Nusantara. Bahan-bahan kerajinan dari alam banyak tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Bahan alam tersebutlah yang dimanfaatkan sebagai salah satu produk kerajinan yang terbuat dari tanah liat, bambu, kayu, logam, batu, serat alam dan juga kulit binatang.

    Kerajinan tangan serat alam adalah kerajinan yang dibuat dari bahan serat tanaman. Bahan yang digunakan untuk membuat kerajinan ini biasanya berasal dari daun dan batang dari tanaman tertentu yang memiliki serat. Pemilihan bahan juga harus memperhatikan kualitas dari tanaman itu sendiri agar bisa diketahui tingkat kekuatan, kelenturan, serta keawetan dari bahan tersebut. Salah satu galeri penyedia produk kerajinan, furnitur, hingga pernak-pernik home decor berbahan serat alam yaitu Dry Living. Galeri yang berlokasi di Jalan Pakuningratan No. 28, Jetis, Yogyakarta tersebut berhasil meciptakan berbagai macam barang kebutuhan dekorasi rumah berbahan serat alam dengan tema desain yang sedang tren dan digemari oleh masyarakat, yaitu Tropical Bohemian Style.

    Nampak dari penamaan galeri yang mempunyai cabang di kota Jakarta dan Bali tersebut, telah cukup menjelaskan mengenai fokus produksi dari Dry Living. “Nama Dry sendiri memang sengaja diambil dari kata pada bahasa Inggris yang berarti kering. Hal tersebut mempunyai arti bahwa segala macam produk yang dihasilkan oleh Dry Living berbahan baku dari olahan serat alam yang telah dikeringkan,” ungkap Destra Yuris, Outlet Manager Dry Living.

    Melihat tren desain interior saat ini yang banyak menganut gaya scandinavian maupun bohemian bernuansa tropis, workshop yang berdiri sejak tahun 2017 ini berusaha untuk melakukan inovasi dalam desain produk-produknya. Bahan-bahan serat yang dahulu cenderung dibuat produk home decor dengan desain natural dan mempertahankan warna aslinya, kini dibuat dengan lebih menarik. Pernak-pernik penghias interior yang dipadukan dengan furnitur berbahan material kayu mahoni dan juga warna-warni pastel khas vintage sebagai dekorasi pelengkap rumah dengan desain kekinian. Dengan sistem penjualan ready stock maupun custom warna dan ukuran, Dry Living dapat mengakomodasi hampir segala model bentuk hingga ukuran produk home decor sesuai keinginan konsumen.

    Beberapa jenis barang dekorasi berbahan serat alam yang diproduksi oleh Dry Living sendiri terbilang cukup beragam, mulai dari furnitur seperti rattan chair, stool, bench, dan storage, kemudian beberapa jenis placemat, rug, dan basket, hingga pernak-pernik wall decor. Semua produk tersebut dibuat dari anyaman bahan baku alami, seperti pandan, eceng gondok, mendong, serat gajih, rotan, dan juga bambu yang telah diproses dan dianyam oleh pengrajin berpengalaman sehingga terjamin dari segi kualitas dan ketahanan produknya. “Sebagian besar bahan-bahan serat alam kami peroleh dari beberapa daerah di pulau Jawa. Namun khusus untuk bahan baku rotan sengaja kami datangkan langsung dari Kalimantan karena kualitas rotannya yang baik dan awet. Untuk proses produksi sendiri sebagian besar berasal dari pengrajin kami di Jogja, sisanya ada yang dari Bali dan juga Jawa Barat,” imbuh Destra.

    Sebelum diproduksi menjadi berbagai macam produk, semua jenis bahan baku akan diolah terlebih dahulu menjadi produk setengah jadi yang kemudian dianyam oleh tangan-tangan terampil pengrajin. Anyaman inilah yang nantinya dikombinasikan dengan berbagai jenis material pendukung yang sesuai dengan produk yang akan dibuat. Setelah selesai proses pembentukan dan perakitan, kemudian produk setengah jadi akan melalui proses terakhir yaitu proses finishing.

    Dari segi harga yang ditawarkan untuk produk-produk Dry Living bervariatif sesuai jenis, tingkat kerumitan, dan ukurannya. Harga tersebut terbilang cukup terjangkau mengingat keindahan bentuk serta kualitas yang dihasilkan. Untuk produk berukuran kecil seperti placemat dibanderol mulai dari harga 35 ribuan /buah, kemudian basket yang dijual 300 ribuan /set. Kemudian untuk produk wall decor seperti mirror dijual mulai dari harga 150 ribuan hingga 300 ribuan /buah tergantung jenis bahan dan ukurannya, hingga produk furnitur seperti rattan chair yang dibanderol seharga 2,5 jutaan.

    Untuk konsumennya sendiri, Dry Living berhasil menyerap berbagai kalangan mulai dari konsumen rumah tangga, kafe, hotel, hingga perkantoran yang berasal dari kota-kota besar di Indonesia. “Untuk konsumen kami sendiri berasal dari kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, hingga Surabaya karena pemasaran yang dilakukan juga melalui media online. Khusus untuk outlet kami yang berada di Bali, konsumennya justru kebanyakan dari mancanegara dimana produk-produk kami dijual kembali oleh mereka di negaranya. Hal tersebut tentunya cukup membanggakan karena ternyata produk kerajinan serat alam dari Indonesia dapat diterima dan disukai di luar negeri,” pungkas Destra. Farhan-red

    Dry Living
    Jl. Pakuningratan No. 28,
    Jetis, Yogyakarta

    WA : 0812 1072 6633
    IG : dry.living

    PARTNER
    Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain