Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


Gaya Rumah Klasik Kolonial Sentuhan Nostalgia Ardi Firdaus

    Ardi Firdaus
    Gaya Rumah Kolonial Sentuhan Nostalgia Ardi Firdaus
    Ruang tamu dengan furnitur lawas dan Ruang tengah dengan sentuhan unsur kayu
    Ruang makan bernuansa terbuka dan Sudut area terbuka belakang
    Kamar tidur tamu dengan dekorasi minimalis

    Pernah dengar istilah rumah Belanda? Meskipun merupakan rumah dengan influence dari arsitektur barat, desain rumah Belanda sebenarnya sangat dekat dengan dunia arsitektur Indonesia. Era kolonialisasi yang berlangsung sebelum Indonesia merdeka, mewariskan berbagai nilai arsitektur yang masih memiliki banyak penggemar hingga saat ini, termasuk desain-desain rumah Belanda. Umumnya, rumah Belanda memiliki kesan pertama seperti rumah tua atau bergaya kolonial kuno yang klasik dan merupakan bangunan-bangunan yang dibangun sebelum atau pada periode awal kemerdekaan Indonesia. Namun, kini banyak orang yang mulai menyuntikkan unsur modern pada desain rumah Belanda sehingga mulai banyak orang yang mencoba menerapkannya pada desain rumah mereka karena kini desain rumah Belanda menjadi lebih relevan. Terlebih lagi, desain rumah Belanda sarat akan detail-detail dan pengolahan bentuk klasik yang elegan sehingga tetap digemari hingga kini.

    Mewujudkan desain rumah kolonial bisa diwujudkan dengan simple pada rumah modern berukuran kecil dengan sedikit sentuhan elemen bergaya Belanda. Seperti hunian milik Ardi Firdaus yang beralamat di Dusun Candi Dukuh No. 42 RT 01 / RW 03, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Alih-alih membangun rumahnya dengan gaya arsitektur modern, Ardi justru mendesain huniannya dengan konsep klasik yang begitu kental. Hal tersebut didasari atas kecintaannya terhadap barang-barang dan juga arsitektur bangunan berbau vintage. “Hobi saya dari dulu memang koleksi barang-barang lawasan, jadi sering iseng pergi ke pasar loak. Kemudian kalau ke luar kota atau ke luar negeri gitu pasti yang pertama saya kunjungi adalah kota tuanya. Saya semacam terinspirasi kalau melihat bangunan-bangunan dengan desain klasik gitu. Makanya impian saya juga ingin punya rumah dengan gaya vintage,” ujar pria yang berprofesi sebagai trip leader di sebuah perusahaan travel agent tersebut.

    Nuansa klasik ala rumah kolonial sudah nampak pada sisi fasad bangunan rumah yang berdiri di atas lahan seluas 130 m² tersebut. Jika biasanya rumah kolonial memiliki luasan yang besar dan memiliki halaman yang luas, namun Ardi berhasil menerapkan gaya arsitektur tersebut pada rumahnya yang cenderung memiliki luas yang tidak begitu besar. Dengan keterbatasan lahan yang ada, namun desain khas rumah kolonial dapat diaplikasikan dengan baik dengan bentuk bangunan dan pernak-pernik dekorasinya. Terdapat sebuah taman kecil tepat di depan teras dengan beberapa tanaman hias dan sebuah kolam ikan yang menghadirkan nuansa natural pada area depan rumah. Pada bagian fasad depan nampak sebuah arsitektur bangunan berbentuk hexagonal dengan jendela-jendela klasik dan aksen lisplang pada bagian atap teras yang semakin memperkuat konsep yang diusung. Aplikasi batu alam pada dinding teras depan memberikan kesan cantik dan tidak kaku pada bangunan rumah tersebut. “Dalam membangun rumah ini memang saya hanya memaksimalkan luasan lahan yang ada, namun tetap berusaha memasukkan unsur kolonial klasik di dalamnya. Beberapa unsur alam seperti tanaman dan suara gemericik air dari kolam juga dihadirkan agar kesan tenang didapatkan juga, karena saat libur saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Jadi saya ingin suasana rumah ini senyaman dan setenang mungkin,” papar pria asli kota Malang tersebut.

    Pada bagian teras hunian yang mulai ditempati sejak awal tahun 2019 tersebut juga tidak kalah menarik. Dengan dekorasi simpel mengaplikasikan furnitur dan pernak-pernik klasik seperti table set besi serta pintu utama lawasan bernuansa putih yang terkesan bersih. Pintu utama yang diaplikasikan tersebut juga mempunyai keunikan sendiri dengan aplikasi dua pintu layaknya rumah jaman dahulu. Pintu bagian dalam menggunakan pintu dengan bukaan kaca yang lebar sehingga pada saat siang hari, cahaya alami masih dapat masuk ke dalam rumah walaupun pintu dalam ditutup. Sedangkan pintu bagian luar lebih tertutup dengan aplikasi kisi-kisi kayu yang begitu menarik. Sebuah lampu gantung vintage semakin memperkuat kesan klasik pada area teras depan rumah.

    Memasuki bagian dalam rumah yang memiliki luas bangunan kurang lebih 100 m² tersebut, kesan simpel dan klasik terasa semakin kental dengan furnitur-furnitur lawas yang diaplikasikan. Dengan luas bangunan yang tidak terlalu besar, desain ruang tanpa sekat dipilih Ardi agar ketika di dalam rumah tidak terkesan sempit dan terlalu ramai. Pada bagian ruang tamu, terdapat table set kayu klasik yang lazim ditemui pada rumah-rumah Jawa pada jaman dahulu. Hobi Ardi mengoleksi kain-kain tradisional dari berbagai daerah di Indonesia nampak dituangkan dalam dekorasi ruangan tersebut. Pernak-pernik seperti taplak meja, sarung bantal, tirai, hingga hiasan dinding nampak didominasi oleh aksen kain tradisional nan cantik. “Saya memang hobi koleksi kain-kain tradisional, jadi ketika sedang tugas sebagai trip leader di beberapa daerah, saya sering mengumpulkan kain khas dari daerah tersebut. Kebetulan juga saya hobi menjahit, jadi pernak-pernik seperti taplak meja, sarung bantal, tirai, hingga hiasan dinding sengaja saya jahit sendiri berbekal kain-kain tradisional koleksi saya,” cerita Ardi.

    Beralih menuju area ruang makan dan dapur dari rumah yang memakan waktu hingga 6 bulan dalam masa pembangunannya tersebut, nampak table set rotan pada area ruang makan dengan desain simpel. Pada sudut ruang makan terdapat sebuah cabinets kuno yang juga difungsikan untuk menaruh televisi dengan hiasan berbagai barang-barang klasik koleksi dari owner. Pada sudut ruangan tepat di sebelah area ruang makan, terdapat sebuah dapur minimalis dengan nuansa putih yang terkesan bersih. Aksen kayu pada bagian cabinets penyimpanan memberikan kesan klasik pada sisi area dapur. Hal menarik terdapat pada sisi belakang area ruang makan yang terkoneksi langsung dengan sebuah pintu berukuran besar dimana terdapat sebuah area ­semi outdoor. Hal tersebut memungkinkan sirkulasi udara yang maksimal ketika pintu dibuka, sehingga di dalam ruangan terasa lebih sejuk.

    Hunian milik pria yang pernah menjadi 50 trip leader terbaik di seluruh dunia pada tahun 2018 tersebut memiliki 2 kamar tidur.Di bagian depan terdapat sebuah ruangan yang difungsikan sebagai kamar tidur tamu apabila ada sanak saudara yang datang untuk menginap. Ruang kamar tidur tamu tersebut memiliki akses jendela langsung menuju area depan rumah. Kemudian pada bagian kamar tidur utama didesain lebih simpel dengan sentuhan unsur-unsur klasik di dalamnya. Ranjang tidur kayu berukuran king size dengan bed cover kain tradisional menjadi daya tarik utama dari kamar tidur utama. Furnitur yang digunakan seperti almari dan bifet kayu lawasan semakin memperkuat kesan klasik di dalam kamar tidur. “Kalau dibilang rumah merupakan cerminan dari siapa pemiliknya memang saya setuju dengan ungkapan tersebut. Ya, bisa dibilang rumah ini adalah rumah hobi bagi saya, karena segala sesuatunya mulai dari desain bangunan hingga pernak-pernik di dalamnya merupakan representasi dari segala hobi saya,” pungkas Ardi mengakhiri perbincangan.Farhan-red

    PARTNER
    Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain