Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


Inovasi Bambu Awetan Dari Sahabat Bambu Indonesia

    Beberapa aplikasi Rumah Bambu
    Aplikasi Tempat tidur karya Rumah Bambu
    Jam tangan bambu
    Kacamata dengan frame bambu
    Indra Setiadarma

    Kebutuhan dekorasi dan material penunjang rumah dan bangunan semakin berkembang dengan berbagai alternatif pemanfaatan berbagai material. Berbagai material, baik itu logam/metal, produk kayu dan turunannya tentu memilki keunggulannya masing-masing. Diperlukan berbagai inovasi dan ide-ide kreatif dengan memanfaatkan hasil alam yang masih cukup melimpah tanpa merusak lingkungan itu sendiri.

    Salah satu bahan material yang dapat digunakan bukan hanya sebagai alternatif pengganti, namun dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam bangunan adalah bambu. Potensi bambu di Indonesia secara umum dan Jogjakarta khususnya masih sangat besar. Kuantitas bambu baik dari segi jenis bambu maupun ketersediaan bahan baku bambu, kemudian ditunjang dengan modifikasi peningkatan kualitas, lambat laun diharapkan bambu mampu menggeser ketergantungan terhadap kayu sebagai material utama bangunan.

    Pandangan sebagian besar orang bahwa produk bambu memiliki kelemahan dari segi keawetan mulai perlahan dapat diatasi dengan teknologi pendukung untuk meningkatkan kelas keawetan bambu khususnya dari serangan kumbang bubuk.
    Saat ini ada beberapa unit usaha yang mulai memasarkan produk berbahan dasar bambu, salah satu produsen yang berkonsentrasi untuk mengembangkan, memanfaatkan dan mempromosikan produk bambu awetan adalah Sahabat Bambu Indonesia. Berbagai jenis produk berbahan dasar bambu awetan menjadi fokus pengembangan dari usaha yang dirintis mulai tahun 2006 tersebut. Beberapa produk yang dihasilkan adalah produk konstruksi, interior, furnitur, aksesoris, serta produk bahan baku bambu setengah jadi.

    Berawal dari kegiatan sang owner, Indra Setiadarma, yang aktif berkecimpung dalam kegiatan pendampingan masyarakat ketika masih aktif di LSM dan terlibat dalam Mangrove Action Project, munculah ide kreatif untuk meningkatkan nilai jual dan mempromosikan bambu sebagai bahan bangunan yang berkualitas. Berlatar belakang sebagai sarjana kehutanan dari Institut Pertanian (INSTIPER) Yogyakarta, pria kelahiran Pemalang, 8 Mei 1978 tersebut mulai mengembangkan bambu awetan dengan memanfaatkan teknologi Vertical Soak Diffusion (VSD). “Sebenarnya ada beberapa teknik pengawetan yang dapat digunakan untuk mengawetkan bambu baik secara tradisonal maupun modern. Pemilihan metode VSD didasarkan pada pertimbangan metode tersebut lebih efektif dan efisien dengan garansi meminimalisir serangan kumbang bubuk,” terang Indra panggilan akrabnya. Dengan diawetkannya bambu maka akan menambah masa pemakaian bambu sebagai bahan bangunan dari serangan kumbang bubuk.

    Sejauh ini kebutuhan bambu untuk disiapkan menjadi bambu setengah jadi (bahan baku bambu yang sudah diawetkan) dipasok dari daerah Kulon Progo dan Purworejo. “Daerah Barat kota Jogja, masih sangat melimpah ketersediaannya, didukung kualitasnya yang di atas rata-rata,” papar Indra. Selain jumlahnya yang cukup melimpah, bambu yang dihasilkan dari kedua daerah tersebut diyakini menghasilkan bambu berkualitas yang dapat diolah menjadi berbagai produk baik aksesoris, konstruksi maupun furnitur/mebelair. Jenis bambu yang digunakan disesuaikan dengan tujuan penggunaan bambu tersebut. “Jenis-jenis bambu yang saat ini kita gunakan antara lain jenis bambu petung, bambu apus, bambu wulung, bambu cendani dan bambu legi. Penggunaan dan pemilihan bambu kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penggunaan karena bambu memiliki karakteristik kekuatan, corak, serta penampakan serat yang berbeda-beda,“ lanjutnya. Produk bambu yang dihasilkan oleh Sahabat Bambu Indonesia saat ini telah mengalami banyak perkembangan, mulai dari produk konstruksi bangunan “full” bambu hingga aksesoris sehari-hari seperti kaca mata dan jam tangan.

    Untuk rumah atau bangunan bambu digunakan bambu dengan kelas kuat yang bagus seperti jenis bambu petung untuk menopang konstruksinya, sedangkan pada dinding-dindingnya dapat menggunakan jenis bambu apus maupun bambu wulung yang telah diawetkan. Berbagai bangunan dengan konstruksi bambu telah dihasilkan oleh Sahabat Bambu Indonesia, baik untuk lingkup lokal DIY hingga luar Pulau Jawa. Berbagai proyek interior telah sukses digarap oleh Sahabat Bambu Indonesia. “Salah satunya proyek pengerjaan kami yakni menggarap interior Love Hotel di Pulau Dewata Bali,” ungkap Indra semangat. Tampilan yang menawan dan mudah menyesuaikan terhadap desain yang telah disiapkan membuat bambu dapat menjadi alternatif maupun menjadi pilihan utama untuk mendekorasi interior ruangan. Segala kebutuhan disesuaikan dengan desain dan order yang diinginkan oleh konsumen. Untuk menjamin kekuatan konstruksi maka dilakukan penelitian dan kerjasama dengan pihak perguruan tinggi, salah satunya dengan Teknik Arsitektur Universitas Gadjah Mada (UGM). Kerjasama tersebut bertujuan untuk menjamin dan memastikan bahwa kekuatan dari konstruksi bambu mampu menahan beban tertentu sesuai dengan tujuan penggunaannya. Seperti disampaikan Indra, “Untuk konstruksi bangunan bambu, harga yang dipatok oleh kami Sahabat Bambu Indonesia dikisaran Rp 1 – 2,8 juta/m².”

    Contoh lain adalah bangunan yang berfungsi sebagai showroom dan workshop Sahabat Bambu Indonesia yang beralamat di Jl. Boyong, Tebonan, Harjobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Bangunan dua lantai tersebut menggunakan material utama bambu dengan atap alang-alang. Keunggulan menggunakan bambu sebagai bahan konstruksi adalah mampu menahan udara panas dari luar karena kecenderungan bahan alami memiliki kemampuan untuk menyerap panas. Selain itu penggunaan alang-alang sebagai atap, selain untuk menambah nilai estetika dapat berfungsi juga untuk menahan panas.

    Selain rumah ada beberapa gasebo dengan bahan material yang sama serta sebuah meja bar yang dihasilkan oleh Sahabat Bambu indonesia. Beberapa barstuff dari bambu juga dihasilkan sebagai salah satu produk dari Sahabat Bambu Indonesia. Produk lain yang dimanfaatkan dan diaplikasikan langsung di “Rumah Bambu” tersebut antara lain, sebuah ranjang berukuran sedang dengan material bambu awetan. Susunan bambu yang disusun bertingkat dengan rapi menambah nilai seni dari ranjang tersebut. Di dalam rumah juga terdapat tikar yang disusun dengan menggunakan bambu cendani sebagai material utamanya. Ukuran bambu cendani yang relatif kecil memiliki nilai seni yang cukup tinggi dan mudah diolah sebagai produk-produk bernilai seni dari bambu.

    Beberapa produk baru telah dihasilkan sebagai bagian dari pengembangan dan inovasi peningkatan kelas dan nilai jual bambu. Kacamata dengan frame dari bambu dan jam tangan bambu merupakan dua kreasi terbaru dari Sahabat Bambu Indonesia. Tingkat kerumitan yang cukup tinggi membuat kedua produk tersebut masih diproduksi dalam jumlah terbatas namun dengan harga yang relatif terjangkau bila dibandingkan dengan tingkat kesulitan dalam pembuatannya. “Untuk kaca mata bambu kami banderol dengan harga dikisaran Rp. 500 ribu, sedangkan jam tangan bambu berada dikisaran Rp. 700 ribuan,” papar Indra.

    “Visi yang hendak dicapai kami, Sahabat Bambu Indonesia adalah tercapainya bambu yang lestari dan bermanfaat secara berkelanjutan. Karena bambu merupakan sumber daya alam yang terbarukan dan bisa menguntungkan baik secara ekonomi, ekologi, maupun sosial budaya,” pungkas Indra. Dwi-red

    Sahabat Bambu Indonesia

    Jl. Boyong, Tebonan, Harjobinangun, Pakem, Sleman,
    Yogyakarta 55582, Indonesia
    Phone : 0813 6564 3705
    Email : indrasetiadarma@yahoo.com
    www.sahabatbambu.com

    PARTNER
    Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain