Volume III | Edisi 29 | Oktober 2014

AMBARUKMO JAYA RESIDENCE 2
Lokasi strategis yang terletak di tengah kota menjadi salah satu faktor pertimbangan bagi para konsumen properti. Dengan aksesibilitas yang mudah dijangkau dan kawasan sekitar perumahan yang sudah terbangun menjadikan nilai dari sebuah kawasan properti semakin tinggi. Itulah gambaran singkat mengenai perumahan Ambarukmo Jaya Residence 2. Lokasi Ambarukmo Jaya Residence 2 berada di tengah-tengah daerah Ambarukmo, Jogjakarta dan dekat dengan kawasan prestisius seperti Ambarukmo Plaza, Bandara Adi Sucipto Yogyakarta dan JEC (Jogja Expo Center). Selain itu, Ambarukmo Jaya Residence 2 hanya berjarak sekitar ± 7 menit dari pusat pendidikan seperti Kampus Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,UPN dan YKPN.

KUANTAN REGENCY WIROBRAJAN
Berbarengan dengan launching produk-produk terbarunya pengembang PT. Merapi Arsita Graha juga memiliki produk yang berada di daerah Wirobrajan. Hadir dengan nama Kuantan Regency Wirobrajan, lokasi ini tergolong lebih strategis. Dengan jumlah unit yang terbatas, kawasan hunian ini akan lebih eksklusif. Kuantan Regency Wirobrajan menawarkan 12 unit rumah kepada konsumen kelas menengah atas Jogja. Dikatakan Ado, faktor kedekatan dengan kota dan berbagai sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari serta didukung aksesibilitas yang baik adalah keunggulan yang dimiliki perumahan ini (Kuantan Regency Wirobrajan – red). “Lokasi strategis, dekat dengan kota, sekolah, hiburan, dan swalayan. Meski hanya terbatas jumlah unitnya, tapi itu menjadi keunggulannya, kawasan akan lebih eksklusif”, katanya.

Dunia properti Jogja hingga kini masih menyajikan tontonan yang cukup menarik. Suplay perumahan di Jogja jika dicermati terus berkembang namun dari data tetap belum bisa mencukupi demand yang cukup besar. Para pelaku bisnis properti tercatat hanya mampu mencukupi 20 % saja dari permintaan. Satu hal yang saat ini tengah dirasakan para pelaku bisnis properti Jogja adalah semakin terbatasnya lahan. Diungkapkan Nur Andi Wijayanto, ketua DPD REI DIY terbaru, lahan di Jogja ini semakin terbatas, kalaupun ada harganya dapat dipastikan sudah cukup mahal. Dengan keterbatasan lahan tersebut Andi, menuturkan mungkin sudah saatnya masyarakat Jogja mulai bergeser kearah bangunan bertingkat.

Ada gula ada semut, mungkin ungkapan ini cukup tepat untuk menggambarkan iklim properti di kota Jogja. Berbagai ikon yang melekat pada tubuh kota Jogja cukup menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelaku bisnis properti untuk mengembangkan sayap properti di kota pendidikan, budaya dan wisata ini. Terlihat dari masuknya pengembang bertaraf nasional dan pengembang baru serta pengembang lama yang terus membuka produk terbaru. Iklim pertumbuhan properti yang menggeliat dengan cepat perlu adanya wadah bagi para pengembang supaya tak asal menawarkan produk properti.

Rumah bergaya etnik dengan mempertujukkan karakternya yang kuat sebagai hunian yang nyaman nampak dalam bangunan milik Tugas Dwi Padma. Hunian yang beralamat di Jalan Geblagan, Tamantirto, Kasihan Bantul ini dari luar sudah berbeda dengan bangunan di sekitarnya. Dominasi batu bata ekspos pada muka bangunan nampak cantik dan terkesan alami. Taman depan rumah dengan rumput hijau dan beberapa tanaman perindang membuat bagian depan rumah ini terasa hidup.
Tugas, panggilan akrab sang pemilik rumah ini menuturkan bangunan ini mulai dibangun pada tahun 2006 dan butuh waktu satu tahun untuk menyelesaikannya. Bangunan ini dibangun berawal dari keinginan Bapak 2 anak , untuk memiliki hunian yang bergaya etnik. Untuk menghasilkan konsep bangunan ini butuh waktu sekitar kurang lebih 3 – 4 bulan, berdiskusi dengan kakak dan temannya yang kebetulan bekerja di salah satu pengembang di daerah magelang.

Banyak sekali karakter-karakter dalam cerita pewayangan yang baik dan dapat di contoh dalam kehidupan. Sebagai contoh tokoh Pandawa Lima, yang merupakan putra dari Pandu Dewanata yang terkenal dengan karakter baiknya. Pandawa Lima adalah Yudistira, Werkudara, Arjuna, Nakula, Sadewa. Tak jarang tokoh-tokoh pewayangan tersebut dijadikan nama kamar di dunia penginapan Jogja. Salah satu homestay yang menggunakan tokoh pewayangan dalam penamaan kamar adalah Ndalem MJ Homestay. Homestay yang beralamat di Jalan Surami MJ III/853A, Jogjakarta ini menawarkan konsep homestay yang mungkin sudah jarang di temui. Sekilas pandang homestay yang berdiri di atas lahan tanah seluas 838 m2 ini hanya warung kopi yang terlihat. Sesuatu tersembunyi di balik warung kopi tersebut. Karakter bangunan berkonsep khas Jawa sudah terasa sejak memasuki warung kopi . Diceritakan sang pemilik Ndalem MJ Homestay, Juananto Eko Geriyadi, ST, warung kopi tersebut merupakan salah satu bagian dari Ndalem MJ Homestay. Bahkan warung kopi tersebut merupakan bangunan pertama yang dibangunnya. “Warung kopi ini yang pertama kali saya bangun, pernah saya sewakan, dan akhirnya saya kelola sendiri berbarengan dengan homestay yang saya bangun dibelakangnya”, kisahnya.

Usaha untuk mengurangi penggunaan produk yang tidak ramah lingkungan salah satunya diwujudkan ke dalam sebuah konsep bernama Back to Nature. Konsep Back to Nature mencakup ke dalam banyak aspek termasuk pola pikir, gaya hidup,produk maupun bangunan yang berwawasan ramah lingkungan.

Berkunjung ke Kampung Labasan Resto yang terletak di Dusun Paraksari, Pakembinangun, Pakem, Sleman, suasana perkampungan langsung terasa. Masih banyak areal persawahan yang terletak di sekelilingnya. Berdiri di atas lahan seluas 5000 meter persegi, Labasan Resto menempati 600 meter persegi dari keseluruhan kawasan dengan konsep “ndeso”. Berkunjung dan makan di Kampung Labasan Resto, meski dalam keadaan siang terik menyengat, suasana sejuk masih terasa, pasalnya, hamparan persawahan dan rimbun pepohonan yang berada di sekeliling lokasi masih terjaga keasriannya.

Dampak pemanasan global saat ini sudah mulai terasa di negara tropis seperti Indonesia, perbedaan suhu udara yang terkadang cukup ekstrim memberikan dampak tersendiri terhadap sikap kita dalam membangun rumah. Terutama di wilayah perkotaan yang notabene paling terasa perbedaannya antara siang dan malam hari. Siang hari yang begitu terik dan hawa panas yang tidak hanya dari sinar matahari namun juga dari kendaraan membuat banyak diantara kita memutuskan untuk menggunakan Air Conditioner (AC) sebagai salah satu penyelesaiannya. Akibatnya penggunaan listrik meningkat serta udara panas pembuangan AC membuat lingkungan luar menjadi semakin panas. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah penghawaan itu adalah dengan merancang sebuah hunian dengan menggunakan konsep terbuka.

Adanya peraturan SEBI (Surat Edaran Bank Indonesia) mengenai LTV (Loan To Value) dan kondisi perekonomian nasional yang sedang dalam masa transisi setelah digelarnya berbagai event politik berskala nasional berpengaruh terhadap pergerakan sektor properti. Hal tersebut berpengaruh juga terhadap pertumbuhan properti di Jogjakarta. Namun kondisi tersebut tidak berlangsung lama, secara perlahan pertumbuhan properti di Jogjakarta sudah mulai merangkak naik. Sektor properti Jogjakarta tetap terus bergeliat mengimbangi kebutuhan pasar yang tetap membutuhkan obyek-obyek properti idaman di Jogjakarta.