Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


Ethes Coliving Space Kemasan Klasik, Tamasya Berkonsep Eco Living

    Ethes Coliving Space Kemasan Klasik, Tamasya Berkonsep Eco Living
    Lounge area bernuansa Jawa Klasik
    Ruang tamu kamar dengan dominasi unsur bata ekspos
    Dekorasi ruang tamu dengan pernak-pernik bernuansa seni
    Kamar tidur dengan fasilitas king size double bed

    Menjadi salah satu tujuan wisata populer di Indonesia, kota Yogyakarta tidak hanya memanjakan para wisatawan dengan pesona budayanya. Kebudayaan yang kian menyatu erat dengan keindahan alam membuat kota ini menjadi pilihan saat ingin menghabiskan liburan bersama orang-orang tersayang. Kota ini tidak hanya memberi pilihan pada destinasi yang kian membuat bingung para pecinta wisata. Namun sering kita dihadapkan pada pilihan sulit dalam memilih penginapan, karena pastinya kenyamanan, keamanan, dan juga kemudahan akses yang mendukung aktivitas selama liburan menjadi pertimbangan khusus sebelum kita bertamasya.

    Ditengah menjamurnya berbagai konsep hospitality yang berkembang di kawasan Yogyakarta, tren eco living muncul sebagai konsep hunian yang cukup populer. Bagi masyarakat urban, eco living adalah pilihan utama sebagai aktualisasi kepedulian terhadap lingkungan keberlanjutan. Di sisi lain, mereka juga menerima manfaat karena dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dapat mencegah paparan polusi yang semakin meningkat. Bukan hanya diterapkan pada hunian pribadi, namun konsep tersebut juga telah merambah ke dalam dunia hospitality. Salah satu penginapan yang menerapkan eco living di kawasan Jogja yaitu Ethes Coliving Space.

    Perpaduan antara unsur klasik nan artsy dan alam itulah yang berusaha dihadirkan oleh Ethes Coliving Space kepada tamu yang ingin menikmati suasana yang masih asri di sisi Utara kota Jogja. Kombinasi nuansa persawahan serta material kayu lawasan menjadi unsur yang sangat menonjol dan mendominasi penginapan yang beralamat di Jalan Umbul Permai No. 88, Lojajar, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta tersebut. Ethes Coliving Space mencoba menawarkan konsep homestay yang kental akan unsur alami dengan sentuhan klasik di dalamnya. “Mungkin orang beranggapan bahwa nama Coliving yang kami pakai mempunyai arti ruang kerja bersama dengan desain seperti rumah tinggal dan para penghuni dapat saling berkolaborasi, atau lebih tepatnya sebagai tempat tinggal para startup. Namun Coliving yang kami maksud di sini berasal dari kata eco living. Karena konsep arsitektur yang kami aplikasikan mengacu pada bangunan ramah lingkungan, dimana sebagian bangunannya menggunakan material kayu lawasan. Dipadukan dengan kawasan persawahan yang masih asri di sekitar penginapan,” papar Try Prabowo Aristianto, owner Ethes Coliving Space.

    Memasuki area penginapan yang lokasinya menjadi satu dengan Ethes Café di bagian depannya tersebut, akan tersaji suasana menginap yang sederhana namun akan memberikan kesan tersendiri bagi tamu. Lokasinya yang berada di area persawahan cukup menjamin ketenangan bagi wisatawan yang menginap di Ethes Coliving Space. Nampak sekilas bangunan homestay tersebut tidak seperti bangunan penginapan pada umumnya, dimana kebanyakan penginapan yang lain lebih menyajikan kemewahan sejak dari luar bangunannya. Ethes Coliving Space menampilkan muka bangunan rumah pada umumnya dengan dominasi unsur kayu dan sentuhan nuansa natural. Namun, siapa sangka jika di balik dinding bangunan tersebut terdapat sebuah penginapan dengan konsep tematik.

    Penginapan yang memiliki total 11 kamar dengan pilihan kapasitas 4, 6, hingga 8 orang tersebut menampilkan layout tempat layaknya sebuah lorong, dimana pada sisi kanan dan kirinya didesain sebagai area kamar-kamar bagi tamu. Tepat di ujung lorong tersebut, terdapat sebuah bangunan Limasan yang difungsikan sebagai meeting room. Tanaman hias yang tumbuh subur di sepanjang lorong semakin menambah nuansa asri pada area penginapan. Konsep interior yang diaplikasikan pada masing-masing kamar juga didesain beragam dengan nuansa warna-warni menarik. “Sebenarnya untuk konsep penginapan ini lebih banyak terinspirasi dari penginapan-penginapan di Bali dengan konsep tropis. Namun karena lokasi kami berada di Jogja, maka unsur-unsur klasik khas Jogja juga berusaha kami masukkan ke dalam dekorasi interior maupun eksterior Ethes Coliving Space,” imbuh Bowo.

    Bangunan kamar-kamar penginapan yang berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 1600 m² tersebut menggunakan rumah model Jawa kampung dengan atap limasan. Pintu dan jendela kamar memanfaatkan material bekas bangunan lama yang direstorasi. Sebagian merupakan material dari bekas bongkaran rumah lawas. Konsep interior kamar tidur didesain simpel namun tetap mengutamakan kenyamanan dan suasana layaknya sedang menginap di rumah sendiri. Tempat tidur berkonsep mezzanine terletak di bagian atas. Lengkap dengan akses balkon dimana tamu dapat menikmati view persawahan dari lantai atas. Sedangkan di bagian bawah difungsikan sebagai ruang aktifitas. Dengan desain lantai mezzanine tersebut, kesan kamar tidur menjadi lebih lega. Konsep minimalis juga nampak diaplikasikan pada sisi bathroom yang didominasi oleh nuansa putih, lengkap dengan fasilitas modern demi kenyamanan tamu yang menginap.

    Secara garis besar, konsep kamar dan tata interior setiap kamar cenderung senada. Yang membedakan hanya pada kapasitas serta paduan nuansa warna pada dinding yang disesuaikan dengan tema warna bagian eksteriornya saja. “Untuk dekorasi interior dan fasilitas tiap kamar memang sebenarnya sama saja. Masing-masing kamar juga memiliki fasilitas pendingin ruangan, televisi, dan private bathroom. Yang membedakan hanya pada kapasitas kamar saja, ada kamar dengan kapasitas 4 orang, 6 orang, hingga 8 orang. Kami juga menyediakan extra bed bagi tamu yang menginap bersama rombongan,” jelas Bowo.

    Berjalan kurang lebih 3 tahun, serapan pasar yang menginap di Ethes Coliving Space lebih didominasi oleh wisatawan lokal yang sedang berlibur di Jogja. Okupansi akan mencapai puncaknya pada saat momen libur lebaran dan juga tahun baru. Dari sisi harga juga terbilang cukup terjangkau, sebanding dengan fasilitas dan nuansa yang diberikan oleh penginapan tersebut. Untuk kamar dengan kapasitas 4 orang ditawarkan dengan harga 420 ribu per malam. Kemudian untuk kamar berkapasitas 6 orang dihargai 620 ribu rupiah per malamnya. Sedangkan kamar dengan kapasitas 8 orang seharga 820 ribu rupiah per malamnya. “Untuk harga tersebut merupakan harga room only. Namun untuk tamu yang ingin memesan breakfast, kami juga dapat menyediakan tentunya dengan tambahan biaya. Kemudian untuk tamu yang memesan extra bed, kami memberikan biaya 100 ribu rupiah per pax. Harga yang terbilang cukup terjangkau mengingat pengalaman menginap yang akan didapatkan tamu di Ethes Coliving Space,” pungkas Bowo berpromosi. Farhan-red

    ETHES COLIVING SPACE
    Jl. Umbul Permai No. 88, Lojajar,
    Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta

    WhatsApp : 08812602600
    Instagram: ethes.indonesia

    PARTNER
    Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain