Kuliner Sehat di jeJamuran
Usaha itu tidak harus selalu besar. Kalau mulai dari kecil dengan modal yang kita miliki, bidang yang kita kuasai dan dikerjakan dengan tekun dan fokus pada tujuan serta berusaha untuk menjadi lebih baik pasti berakhir dengan hasil yang luar biasa. Itulah motto hidup dari Ratidjo Hardjo Suwarno yang menghantarkannya menjadi seorang wirausahawan yang sukses. Ratidjo, panggilan akrabnya merupakan pemilik dari Jejamuran Resto.
Jejamuran adalah suatu resto yang semua menunya berasal dari bahan dasar jamur. Berawal dari keinginan untuk memperkenalkan dan menyosialisaikan jamur terhadap masyarakat, Ratidjo rela keluar dari pekerjaannya untuk berdikari. “ Tahun 1997, saya keluar dari pekerjaan saya dan mulai mencoba untuk berwiraswata dengan jalan membikin bibit jamur dan mengajari petani cara bercocok tanam jamur kemudian hasilnya saya tampung dan menjualnya ke pasar. Jamur merupakan pekerjaan yang paling lama saya geluti, saya kuasai, dan saya senangi karena sebelumnya saya juga bekerja di perusahaan yang juga bergerak di bidang jamur,” terang Ratidjo. Perjalanannya untuk menjadi seorang wiraswasta tidak berjalan mulus-mulus saja. Siapa sangka Jejamuran yang besar seperti ini, selalu ramai dan penuh dengan pengunjung dimulai dari jualan keliling rumah ke rumah.“ Jamur waktu itu hanya dikonsumsi oleh orang-orang keturunan saja, masyarakat biasa masih takut makan jamur karena takut keracunan. Yang kedua, mereka bingung. Beli jamur tapi mau dimasak dan diolah seperti apa? Untuk mensosialisasikan dengan cara dimasak karena dari situ ketahuan kalau jamur itu enak dan bisa dimasak apa saja. Pertama kali, saya jualan keliling dari rumah ke rumah kurang lebih selama 2-3 tahun dan kemudian mencoba mendirikan warung makan sederhana dengan tenda di depan rumah. Setelah tidak keliling ternyata banyak orang yang mencari dan tahu kalau saya membuka warung sederhana dan mereka mampir,” kenang Ratidjo mengingat masa perjuangannya.
Dari warung tenda sederhana menjelma menjadi resto yang besar dan sebulan sekali mengirimkan hasil produknya ke istana kepresidenan di Jakarta. Wakil Presiden, Boediono, jika pulang ke Jogja selalu menyempatkan diri mampir ke Jejamuran. Wajah depan Jejamuran resto berupa Pendopo dengan sebuah lobby. Lobby yang dihiasi dengan taman dan pohon kelapa yang memayunginya hanya berfungsi sebagai tempat untuk menaikturunkan penumpang. Dan di mana tempat parkirnya? Anda jangan khawatir, Jejamuran menyediakan tempat parkir khusus bagi pengunjung yang tak jauh dari Jejamuran, hanya berjarak beberapa meter di sisi barat resto. Tempat parkir luas yang bahkan mampu menampung beberapa bus besar sekaligus karena Jejamuran juga sering dikunjungi oleh rombongan wisatawan dari luar kota. Tempat parkir ini dikelola swadaya oleh warga sekitar. “ Usaha yang mau berkembang, berjalan, dan bisa bertahan itu harus manah dulu dengan lingkungan terlebih dahulu. Saya kepingin dengan adanya rumah makan ini juga menjadi berkah dan berdampak positif bagi lingkungan sekitar,” papar Ratidjo. Menjejakkan kaki di pendopo kita akan disambut senyum ramah para pelayan sembari membagikan buku menu. Alunan nada mengalun dari performance live music yang hadir setiap hari mengiringi para pengunjung yang sedang menikmati santapan dari berbagai olahan jamur. Pengunjung bisa request lagu bahkan bila Anda mempunyai hobi menyanyi atau karaoke bisa menyumbangkan suara indah Anda.
Pendopo yang bernuansa coklat kayu tersebut nampak unik dengan pilar-pilarnya yang diselubungi kain batik menambah kental kesan etnik. Kain-kain putih menjuntai menghiasi bagian langit-langit serasa awan putih bersih yang menaungi. Meja-meja kayu disusun berjejer rapi dan kursi-kursi terdapat di belakangnya. Selain pendopo, Jejamuran Resto menawarkan beberapa ruangan atau spot yang ditawarkan kepada pengunjung untuk bersantap, yaitu Ruang Shitake, Shimeji, Enoki, Maetake, Hiratake, dan beberapa gasebo. Penamaan ruang-ruang tersebut berdasarkan nama-nama jenis jamur. Ruang Shitake merupakan ruang meeting room dengan AC yang mampu menampung hingga 80 orang sedangkan untuk ruang-ruang yang lainnya berkonsep open air. Ruang Hitake terdapat di sisi utara Pendopo dengan view taman. Ruangan yang beratap anyaman bambu ini mampu menampung hingga 60 0rang. Gemericik suara air dari kolam yang memanjang dengan beberapa pohon Kamboja sebagai peneduhnya dapat Anda temukan di ruang Enoki. Ruangan ini sangat luas dan lapang layaknya hall. Jika Anda ingin suasana yang lebih santai, Anda dapat duduk di ruang Maetake. Tanaman Markisa yang menjalar dimanfaatkan sebagai atap ruangan dengan dihiasi kain putih di bagian bawahnya. Ada yang unik dari ruang Maetake, yaitu meja-kursinya. Selain terbuat dari kayu, bentuk kursinya pun berbeda-beda. “Kursi-kursi tersebut merupakan bagian dari sejarah. Dulu sewaktu masih warung tenda jika ada rejeki dari hasil jualan, saya belikan kursi di loakan maka bentuknya berbeda-beda, tidak ada yang sama,” ujar Ratidjo.
Setelah berkeliling, sekarang waktunya menyantap hidangan yang disajikan oleh Jejamuran Resto. Jejamuran memiliki 20 menu makanan olahan dari jamur. Perjalanan dalam memanjakan lidah bisa dibuka dengan Lumpia Jamur. Jika biasanya lumpia diisi dengan rebung atau campuran kecambah dan wortel, di Jejamuran, lumpia diisi dengan jamur tiram. Anda juga dapat memilih juga Risoles dari olahan jamur atau jamur goreng yang begitu crispy. Kemudian dilanjutkan dengan menu berat dengan berbagai macam pilihan, diantaranya Tongseng Jamur, Rendang Jamur, Asam Manis Jamur, Jamur Bakar Pedas, Tom Yam Jamur, Tumis Jamur Lombok Ijo, Sate, dan menu-menu pilihan lainnya. Tongseng Jamur dengan kuahnya yang segar dan ditaburi dengan seledri dan tomat yang merekah begitu menggoda mata. Jamur goreng yang renyah dan disiram dengan kuah kental yang manis dapat Anda cicipi di olahan Asam Manis Jamur. Asam Manis Jamur ini dihidangkan dengan irisan wortel, cabe dan buah nanas yang membuat rasanya semakin segar di indera pengecapan. Ingin lebih mantab lagi? Anda mencoba Jamur Bakar Pedas dan Sate Jamur yang menjadi menu yang paling dicari oleh pengunjung. Jamur Bakar Pedas merupakan olahan jamur tiram coklat yang menyerupai bentuk daging sapi dengan saos yang pedas manis serta ditaburi bawang goreng yan gurih dan renyah. Menu ini semakin tampil cantik karena disajikan dengan lalapan berupa daun selada, tomat, dan mentimun, sedangkan sate jamur terbuat dari jamur tiram putih yang disajikan layaknya sate, dibakar dan ditusuk. Bumbu kacang yang manis serta bumbu yang meresap ke dalam jamur sungguh nikmat sekali.
Puas setelah bersantap dengan beragam menu jamur, tak lengkap rasanya bila tidak mencicipi pula minumannya. Salah satu yang harus dicoba adalah Carica Squash. Squash dengan isian buah carica atau yang lebih dikenal sebagai Pepaya Dieng ini mempunyai tekstur yang kenyal dan kaya akan serat, cocok sebagai penghantar dahaga selesai bersantap. Jika ingin mencicipi minuman dari jamur maka jangan lupa untuk memesan Summer Breeze dan Wedang Jejamuran. Es yang berisi campuran jamur inoki dan jeruk lime ini disajikan menarik dengan tampilan warna yang cerah, biru dan kuning. Mengunyah irisan tipis jamur inoki ini rasanya seperti daging kelapa, kenyal-kenyal segar. Wedang Jejamuran merupakan minuman berbahan dasar jamur lingzhi. Minuman ini memberikan efek yang hangat bagi tubuh, sangat cocok bila dinikmati ketika malam hari. Harganya pun cukup terjangkau, cuma Rp 6000 - Rp 18000 per porsi. Murah dan sehat, karena jamur bagus untuk kesehatan sebab mengandung zat anti oksidan, menaikkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan tekanan darah, dan berserat tinggi. Jamur Shitake dapat mencegah dan menghambat pertumbuhan kanker, jamur kancing baik untuk melawan radikal bebas dan mencegah penuaan dini.
Resto yang terletak di Niron, Pandowoharjo, Sleman ini dalam sehari mampu menghabiskan beratus-ratus kilo dalam sehari. Untuk bahan baku, Jejamuran selain menanam sendiri juga mendapat pasokan dari para petani. “Sebagian jamur yang tidak bisa ditanam petani, kita tanam sendiri, misalnya jamur kancing, inuki, kingoyster. Jamur kancing dari Eropa yang berhawa dingin. Inoki dan kingoyster dari Korea yang juga tumbuh di tempat dingin. Jamur-jamur tersebut ditempatkan di ruang khusus. Jamur kancing bersuhu 17º C, sedangkan inouki dan kingoyster bersuhu 12º. Jamur merang didapat dari petani di daerah Jogja selatan karena daerah Bantul dan sekitarnya bersuhu panas cocok untuk pertumbuhan jamur jenis ini. Untuk jamur kuping dan shitake didapatkan dari masyarakat Jogja utara karena berhawa sejuk,” terang Ratidjo.
Di tempat ini juga dipajang instalasi jamur yang beragam jenisnya difungsikan sebagai sarana pengenalan dan sosialisasi kepada pengunjung. Anda juga dapat belajar atau sekedar mencari info tentang jamur dan cara pembudidayakannya karena ada pemandu yang mau membantu dan menjelaskan, bahkan pembeli pun bisa membeli baglog yang sudah siap tumbuh untuk dibawa pulang. Menarik bukan? Perut kenyang, wawasan pun bertambah. Jejamuran dapat menjadi salah satu alternatif pilihan kuliner Anda. Silakan mampir dan rasakan nikmat dan kandungan sehat dalam jamur.
Niron, Padowoharjo, Sleman, Jogjakarta 55512 - telp: 0274 868170 --- Ganang-Red