Rumah Nyentrik Berjiwa Klasik Sentuhan Andy 'MEMET' Zulfan
Kecintaan seseorang terhadap suatu hal apabila diwujudkan akan menghasilkan sesuatu yang bernilai, bahkan sarat akan makna. Begitu pun dengan kecintaan seorang Andy Zulfan terhadap benda-benda vintage yang dituangkan ke dalam dekorasi hunian pribadinya di kawasan dusun Sembungan RT 02, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Jauh dari kebisingan kota Jogja, hunian yang menjadi satu lokasi dengan penginapan bernama Rumah Senjakala tersebut memiliki nuansa yang tenang dan didominasi dengan unsur alam. Terletak di ujung sebuah jalan kampung dan berada tepat di tepian sebuah sungai, tentu saja vibes yang dihadirkan begitu tentram nan syahdu. “Sebelumnya dulu saya tinggal di daerah Nitiprayan, namun beli tanah di sini sudah dari tahun 2010. Kemudian dibangun rumah dan mulai tinggal di tempat ini tahun 2011. Awal ditawarkan ke saya, tanah ini dulunya masih berupa lahan kosong di tepi sungai. Tapi entah kenapa saya sudah terlanjur suka dengan lokasinya dan sudah punya bayangan akan tinggal di sebuah rumah yang berada tepat di tepi sungai. Syahdu sekali sepertinya,” ujar pria yang akrab disapa Memet tersebut.
Hunian yang berdiri di atas lahan seluas 250 m² tersebut menampilkan fasad bangunan bernuansa klasik nan kental. Hampir semua material kayu maupun besi yang digunakan seperti konsul atap, pintu, jendela, hingga furniturnya merupakan barang lawasan sehingga turut memperkuat konsep bangunan yang diusung. Seluruh barang-barang lawasan tersebut merupakan koleksi dari owner yang telah dimiliki sebelum rumah tersebut dibangun. “Jadi memang dari dulu saya hobi mengumpulkan barang-barang bekas. Mulai dari material kayu seperti pintu dan jendela, konsul atap klasik, furnitur seperti table set dan tempat tidur, hingga pernak-pernik dekorasi penghias merupakan barang-barang koleksi yang sudah mulai saya miliki sejak lama. Kemudian saat membangun rumah ini akhirnya saya aplikasikan barang-barang tersebut ke dalam bangunan rumah. Ya, bisa dibilang hunian ini adalah rumah tumbuh karena memang tidak ada konsep baku dalam mendesain bangunannya,” imbuh Memet.
Pada bagian depan rumah yang bersandingan dengan area Rumah Senjakala tersebut, terdapat sebuah area teras depan dengan nuansa sederhana yang dapat digunakan sebagai area bersantai. Sebuah kolam ikan dan table set klasik menjadi fasilitas utama area teras depan. Pepohonan yang tumbuh subur di sekitar rumah menjadi penyejuk serta menghadirkan nuansa alam nan kental area depan rumah. Memasuki bangunan utama rumah, terdapat sebuah ruangan yang difungsikan sebagai ruang keluarga. Dekorasi ruangan nan simpel dengan penggunaan furnitur minimalis menghasilkan kesan yang hangat dan begitu nyaman. Nampak sebuah sofa bergaya minimalis yang menjadi fasilitas tempat duduk di ruangan tersebut. Beberapa barang-barang vintage tertata rapi di salah satu sudut ruangan menjadi dekorasi yang memperkuat konsep bangunan yang diusung.
Pada salah satu sisi ruang keluarga, terdapat dua buah anak tangga dimana sebuah anak tangga naik merupakan akses menuju kamar tidur utama, sedangkan satu anak tangga turun adalah akses menuju area dapur dan ruang makan. Sisi kontur tanah yang tidak landai berhasil dimaksimalkan Memet ke dalam layout rumah menjadi seakan memiliki 3 lantai. “Dari awal kan kontur tanah di tempat ini cenderung curam karena lokasinya yang berada di tepi sungai. Kalau mau diratakan tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk urug tanahnya. Jadi sengaja saya desain layout rumah ini dengan memanfaatkan kontur tanah yang ada. Begitu jadi seperti ini ternyata malah jadi menarik, seperti punya rumah 3 lantai padahal tidak,” kekeh Memet.
Memasuki kamar tidur utama, kesan simpel dan minimalis dihadirkan dari kombinasi dinding bernuansa putih serta lantai cor. Sebuah tempat tidur berukuran king size menjadi fasilitas utama sebagai tempat beristirahat yang nyaman ketika malam tiba. Beberapa dekorasi lukisan bertema graffiti dan sebuah cabinets kayu lengkap dengan televisi layar datar menjadi pelengkap fasilitas kamar tidur. Hal menarik terdapat pada kamar tidur utama yaitu adanya sebuah jendela berukuran besar yang langsung menghadap sungai sehingga view dari dalam kamar tidur tersebut lebih syahdu.
Beralih menuju kamar tidur anak laki-laki Memet, konsep kamar yang diaplikasikan yaitu mezzanine dimana bagian bawah menjadi ruang untuk belajar sedangkan tempat tidur berada di bagian atas. Selain untuk memaksimalkan space yang terbatas, konsep mezzanine tersebut juga nampak lebih menarik secara tampilan dekorasinya. Material kayu nampak mendominasi struktur utama kamar tidur anak, menjadikan nuansa di dalamnya lebih hangat dan nyaman.
Menuju ke area dapur dan ruang makan yang letaknya cenderung agak di bawah, konsep dapur ala bar minimalis nampak begitu terasa. Kitchen set bergaya minimalis dengan nuansa kayu natural berpadu dengan aksen batu granit berwarna hitam menjadi sisi dekorasi yang cukup menarik. Dari bagian dapur tersebut juga memiliki sebuah akses jendela menuju area outdoor sekitar sungai sehingga di dalam ruangannya tidak terkesan sempit. Di salah satu sudut ruangan difungsikan sebagai meja makan dengan table set kayu lawasan bernuansa klasik nan kental. Pada area dapur tersebut juga terdapat sebuah akses pintu keluar menuju salah satu kamar penginapan. “Kalau penginapannya sengaja saya konsep seolah-olah satu area dengan rumah pribadi, jadi tidak ada batasan. Ketika saya sedang di rumah biasa ngobrol dengan tamu yang menginap, jadi mereka juga nyaman seperti berada di rumah sendiri,” pungkas Memet mengakhiri perbincangan. Farhan-red