Sasaran Perluasan Kawasan Hunian Jogja Selatan-1
Jogjakarta makin hari makin menawan bagi bisnis perumahan. Medio Januari 2012 lalu sampai pertengahan tahun ini (Juli 2012-red), hampir setiap bulan selalu lahir kawasan-kawasan hunian. Semakin menawan karena persaingan tidak hanya developer lokal, namun sudah diramaikan developer yang mempunyai kelas nasional bahkan internasional. Pasar properti bak piramid kehidupan, terbagi beberapa segmen konsumen. Mulai dari kalangan bawah sampai kalangan high class. Seperti diketahui bersama, Kabupaten Sleman (yang berada di sisi utara kota Jogja dan membujur dari barat ke timur) terkondisi sebagai sasaran kalangan konsumen properti kelas menengah atas. Kotamadya Yogyakarta (sisi tengah Jogja sebagai pusatnya), dengan keterbatasan areanya (luas area 32,5 km2-data dari situs : bkpm.go.id), ternyata membuat kreativitas beberapa investor properti berpaling dari konsep landed house menjadi vertical house, yang terwujud dalam rupa apartemen maupun kondominium hotel (Kondotel).Nah, bagaimana dengan area sisi selatan kota Jogja? Semenjak bangkitnya Jogja dari trauma bencana gempa (2006-red), serta semakin tingginya harga dasar tanah daerah kotamadya Yogyakarta maupun Kabupaten Sleman, sisi selatan muncul sebagai alternatif utama para pemain bisnis properti, khususnya bagi pengembang lokal Jogjakarta.
Kota/daerah kabupaten tidak bisa mengelak dari perkembangan, senantiasa mengalami perubahan. Pemicunya, daerah tersebut tumbuh berkembang seiring industralisasi dan modernisasi. Kota/daerah kabupaten menjadi tempat memenuhi keinginan manusia modern yang sulit terpuaskan. Melihat pertumbuhannya, kota/daerah kabupaten seakan dijejali dengan fasilitas modern yang menawarkan kegemerlapan. Kota/daerah kabupaten kemudian menjadi magnet penarik yang membuat penduduk berduyun-duyun datang memenuhinya. Kebutuhan akan tempat tinggal pun meningkat berbanding lurus dengan jumlah penduduk yang memenuhi kota. Fenomena perkembangan Kota/daerah kabupaten ini yang ditangkap pengembang perumahan sebagai salah satu strategi dalam membuka kawasan perumahan.
Sejak munculnya akses Jalan lingkar (ringroad) yang mengelilingi poros tengah Provinsi DIY ini, banyak sekali perubahannya, khususnya pertumbuhan pembangunan serta hiruk pikuk masyarkatnya yang memanfaatkan kehadiran akses ringroad tersebut. Secara geografis, akses ringroad ini menembus beberapa wilayah administrasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Pertumbuhan pembangunan kawasan begitu terasa di hampir semua daerah yang dilintasi jalur ringroad. Poros-poros Jalan yang terhubung langsung dengan ringroad dari tahun ketahun semakin menunjukkan progress pertumbuhan daerah yang semakin nyata. Dari sepanjang ringroad selatan yang membelah sebagian wilayah di Bantul, terbagi menjadi poros-poros seperti poros Jalan Kasihan, poros Jalan Bantul, poros Jalan Parangtritis, poros Jalan Imogiri Barat (Jalimbar), poros Jalan Imogiri Timur (Jalimtim), dan poros Jalan Raya Pleret. Di sepanjang poros jalan tersebut beberapa tahun silam masih menunjukkan zona pertanian, karena masih sedikit orang yang melirik wilayah-wilayah tersebut sebagai hunian. Namun, kurang lebih 2 tahun terakhir pergerakan perekonomian dan perumahan di wilayah-wilayah tersebut cukup mencengangkan. Di sana sini muncul berbagai sarana pembangkit lingkungan termasuk kehadiran perumahan.
Hampir di sepanjang Jalan-Jalan tersebut kini telah berparkir dengan manis berbagai perumahan yang menawarkan rumah dengan berbagai kelebihannya, menjanjikan kenyamanan dan nilai investasi. Pola pikir orang yang terus berkembang dan kebutuhan rumah yang semakin mendesak telah mengubah pandangan orang tentang Bantul, yang beberapa tahun lalu digoyang gempa, bahkan di beberapa titik menunjukkan aktifitas pembangunan yang cukup signifikan bagi perkembangan kota. Selain didukung dengan keberadaan ringroad, diprediksi pertumbuhan Kabupaten Bantul akan semakin meningkat. Rencana pembangunan JOR (Jogja Outer Ringroad) berlokasi di jalur Prambanan – Piyungan – Palbapang – Pandak – Sedayu – Sentolo - Tempel. Dengan lebar ideal ruas JOR 14 meter dan memiliki 4 lajur. Setelah beroperasi, nantinya kendaraan berat seperti truk akan melewati jalur tersebut. Karena masih terkendala dengan masalah pembebasan lahan, Kabupaten Bantul sebagai bagian dari Pemprov DIY, siap merealisasikan proyek yang salah satunya bertujuan untuk mengurai kemacetan arus lalu lintas di Jogjakarta tersebut. Apalagi, rencananya jalur JOR melintasi wilayah di Bantul yakni Kecamatan Piyungan, Sewon, dan Sedayu. Dengan adanya JOR, perekonomian Bantul diprediksi bangkit. Apalagi, ada pula rencana pembangunan Bandara Internasional di Kulonprogo dengan akses masuk melewati kawasan Bantul. Kawasan Bantul bakal kian menggeliat jika pembangunan megaproyek Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang melintas kawasan pesisir selatan pulau Jawa juga terwujud.
Sejumlah megaproyek tersebut diyakini menjadikan Bantul tumbuh pesat. Banyak peluang usaha seperti toko, warung, hotel, penginapan, transportasi, dan lain sebagainya. Masyarakat Bantul harus mendukung proyek tersebut untuk membangkitkan ekonomi. Didukung akses jalan untuk menuju ke lokasi ini bagus, hanya berjarak sekitar satu kilometer dari jalur Daendels yang menghubungkan kabupaten Kulonprogo - Purworejo dan Kulonprogo - Bantul. Dengan berbagai perkembangannya, wilayah Bantul akan semakin menancapkan taringnya sebagai salah satu kabupaten di kota Jogjakarta yang layak dan menjanjikan untuk sebuah inovasi-inovasi dalam bidang ekonomi, wisata, budaya, perumahan dan investasi. Inovasi dibidang perumahan nampak terasa pesat di berbagai sudut Kabupaten Bantul. Kawasan-kawasan yang dulunya tak pernah dilirik, meski dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bantul sebagai daerah pemukiman, kini telah berkembang pesat.
MUNGIL NAMUN MENARIK
Wilayah barat daya kota Jogjakarta merupakan salah satu wilayah yang mengalami perkembangan properti yang cukup bagus. Berada di Kecamatan Kasihan dan Pajangan, Bantul, wilayah ini mulai banyak tumbuh berkembang perumahan dengan skala yang cukup luas. Secara tata ruang wilayah Kabupaten Bantul, wilayah Kasihan dan Pajangan memang sengaja diperuntukkan bagi lahan pemukiman. Kecamatan Kasihan berada di sebelah utara dari Ibu kota Kabupaten Bantul. Kecamatan Kasihan mempunyai luas wilayah 3.437,957 Ha. Kecamatan Kasihan berada di dataran rendah. Ibukota kecamatannya berada pada ketinggian 70 meter di atas permukaan laut. Jarak Ibukota kecamatan ke Pusat Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul adalah 9 Km. Kecamatan Kasihan terbagi menjadi 4 desa, yaitu desa Ngestiharjo, Tirtonirmolo, Bangunjiwo, dan Tamantirta. Di 4 wilayah tersebut pertumbuhan propertinya bisa terbilang sangat signifikan. Hal ini tak lepas dari pertumbuhan ekonomi dan sarana pembangkit lingkungan di sekitarnya yang cukup memadahi. Sedangkan Kecamatan Pajangan memiliki luas daerah 3.324,7590 Ha. Kecamatan Pajangan memiliki 3 desa di dalamnya, yaitu, Desa Sendangsari, desa Guwosari, dan Desa Triwidadi. Ibukota Kecamatan Pajangan berada di ketinggian 100 meter di atas permukaan laut.
Kecamatan Kasihan letaknya berada di sisi barat daya ringroad memberikan kemudahan untuk menjangkau ringroad barat dan selatan yang sedang dalam masa perkembangan. Sektor pendidikan menjadi salah satu pembangkit lingkungan yang tengah menjamur di ringroad barat. Berdirinya Universitas Muhamadiyah Yogyakarta terpadu (UMY) dan beberapa kampus lainnya seperti STIKES A Yani, Bina Sarana Informatika ( BSI), dan STIKES ALMA ATA di lingkar ringroad selatan/barat berdampak positif bagi perumahan. Selain kedekatan dengan sarana pembangkit lingkungan berupa sarana pendidikan, Kecamatan Kasihan juga memiliki daya tarik sentra Industri kerajinan gerabah di Kasongan, sentra kerajinan pahat batu, di Lemah Dadi Bangunjiwo, dan sentra kerajinan ukir kulit di Gendeng Bangunjiwo. Selain itu Kecamatan Kasihan memiliki beberapa sumber wisata berupa, Pesanggrahan Ambarbinangun di dusun Kalipakis Tirtonirmolo, Sendang Banyu Tumumpang di dusun Salakan, Bangunjiwo, Sisa pagar tembok di dusun Jomegatan, Ngestiharjo, Masjid Dongkelan, dan Sendang Kasihan, Petilasan Sunan Kalijaga di dusun Kasihan Tamantirta.
Salah satu pengembang yang berlokasi di Kecamatan Kasihan adalah PT Surya Coco Jaya dengan produknya Padma Residence. Padma Residence berada di lokasi strategis ringroad selatan Yogyakarta yang sedang tumbuh pesat, tepatnya di Ngentak, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. Berada di atas luas tanah 2,6, hektar Padma Residence dikembangkan dengan konsep hunian yang didesain modern yang tertata rapi dalam sebuah kawasan hijau yang nyaman dan asri. Padma Residence kini tengah meluncurkan tipe Lily dan Jasmine. Pada peluncuran terbarunya tipe Lily ditawarkan dengan luas bangunan 70 dan luas tanah 112, 5 sehingga konsep rumah tipe Lily ini mengacu pada konsep rumah tumbuh. Konsep bangunan 70 m² dua lantai ini akan menyisakan luas tanah, sehingga bila konsumen ingin melakukan pengembangan pada rumah tipe ini masih bisa dimungkinkan. Tipe Lily pada perumahan ini ditawarkan dengan harga 500 jutaan. Sebuah harga yang cukup kompetitif untuk konsep bangunan dua lantai, yang memiliki denah ruang berupa, car port, ruang tamu, ruang keluarga dan ruang makan tanpa sekat, dapur, kamar mandi, dan taman di bagian belakang dan depan rumah pada lantai satu. Sedangkan pada lantai dua konsumen akan mendapatkan denah ruang berupa, dua kamar tidur, ruang keluarga, balkon, dan kamar mandi. Bagi konsumen yang tidak tertarik pada konsep bangunan dua lantai, Padma Residence juga menawarkan tipe Jasmine 43/90 pada tahap dua. Tipe Jasmine ditawarkan pada kisaran harga 300 jutaan. Denah yang ditawarkan pun lebih simpel dan mengedepankan ruangan yang luas, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, ruang makan dan ruang tamu hadir mengisi rumah dengan luas 43 m² ini. Untuk memberikan gambaran ruang , Padma Residence telah menyuguhkan rumah contoh lengkap dengan perabot yang mengisinya, untuk memberikan gambaran nyata kepada konsumen tentang pola hubungan antar ruang.
Dilengkapi fasilitas sesuai kebutuhan penghuni seperti musholla, lapangan olah raga (basket, badminton, volley), gedung serba guna 3 lantai (mini market, ruang serba guna, fitness centre). Keamanan terjamin melalui sistem cluster dengan akses 1 pintu masuk yang dijaga ketat 24 jam oleh petugas keamanan. Ditambah konsep kawasan yang modern dan hijau tertata rapi, Padma Residence memperoleh hasil penjualan yang cukup menggembirakan. Dari 190 unit rumah yang ditawarkan hingga saat ini sudah terjual hampir 80 unit. Progress penjualan pada perumahan ini cukup bagus. Konsumennya pun beragam, bisa dibilang 50 : 50 antara konsumen lokal dengan dan luar. Konsumen luar Jogja biasanya lebih banyak karena faktor kedekatan dengan berbagai sarana pembangkit lingkungan seperti kampus di sekitaran Jalan ringroad barat.
Tak jauh dari lokasi tersebut juga terdapat sebuah perumahan yang menawarkan sebuah konsep alam yang hijau dan masih segar. Villa Bukit Asri yang belokasi di Desa Bangunjiwo, Kasihan, hadir sebagai salah satu pilihan perumahan yang terbukti di minati di wilayah Kecamatan Kasihan. Berada di atas luas area 6,5 Ha dan kontur tanah yang berundak, perumahan ini menawarkan sebuah konsep hunian senyaman villa di perbukitan Sempu. Konsep perumahan ini sengaja dibuat menyatu dengan keadaan alam sekitarnya yang masih alami. Mengikuti sukses ditahap pertama yang menawarkan 150 unit rumah kini tinggal beberapa unit saja, Villa Bukit Asri saat ini tengah meluncurkan tahap dua di sisi utara tahap satu. Pengembangan area Villa Bukit Asri akan dibangun 400 unit rumah, dibangun menjadi tiga tahap, pertengahan tahun ini sudah mulai dipasarkan tahap 2 sebanyak 100 unit. Tipe yang ditawarkan tidak jauh berbeda dengan tahap pertama, yaitu tipe 36/72, 45/90, 56/120. Harganya pun cukup terjangkau bagi konsumen lokal yang ingin memiliki rumah. Tipe 36/72 ditawarkan pada kisaran harga 220 jutaan. Tipe 45/90 ditawarkan pada harga kisaran 283 jutaan, tipe 56/96 ditawarkan dengan kisaran harga 370 jutaan, dan tipe paling besar dengan luasan 80/125 ditawarkan pada kisaran harga 537 jutaan, selain itu untuk mencukupi kebutuhan para penghuni Villa Bukit Asri ke depannya, pengembang ini juga akan menawarkan 20 ruko. Ruko ini ditawarkan pada kisaran harga 430 dengan luas 87/60. Konsep bangunan di tahap dua tak jauh beda dengan konsep di tahap pertama. Mengusung konsep yang masih banyak diminati pasar, yaitu minimalis tropis, namun tetap memasukan unsur-unsur tradisional. Dalam mengikuti permintaan pasar, perumahan Villa Bukit Asri menawarkan konsep rumah yang sesuai keinginan konsumen. Konsumen bisa mendesain rumah sesuai selera masing-masing. Guna menambah kenyaman setiap penghuninya, perumahan ini memberikan fasilitas berupa Jalan lingkungan yang lebar, club house, lapangan olah raga, kolam renang, dan gedung pertemuan untuk warga.
Pertumbuhan properti juga tumbuh cepat di Kecamatan Pajangan. Secara geografis Kecamatan Pajangan memiliki beberapa desa yang menarik untuk dikunjungi, seperti di Desa Guwosari terdapat desa wisata Krebet dan penghasil kerajinan batik kayu, selain itu juga terdapat objek wisata gua Selarong, yang sering dilakukan acara Haul, Pangeran Diponegoro, untuk mengenang wafatnya. Potensi wilayah Pajangan cukup prospektif untuk sebuah pengembangan. Secara tata ruang Kabupaten Bantul, Kecamatan Pajangan memang diperuntukkan bagi kawasan Pemukiman. Kecamatan Pajangan masuk dalam salah satu wilayah yang memang diperuntukan sebagai daerah Bantul Kota Mandiri (BKM). Lokasi kawasan strategis BKM ini terdapat di Desa Guwosari, Sendangsari, Triwidadi, Kecamatan Pajangan, dan Desa Bangunjiwo di Kecamatan Kasihan, dengan luas areal kawasan sekitar 1.300 ha. Kawasan ini diharapkan mampu menjadi pusat pertumbuhan sendiri yang akan menarik minat masyarakat Bantul khususnya dan masyarakat luar Bantul umumnya untuk dijadikan tempat bermukim tetap atau hanya sekedar berkunjung. Penetapan kawasan BKM sebagai kawasan strategis merupakan kebijakan untuk mengantisipasi perkembangan pemukiman sebagai akibat perkembangan Kota Yogyakarta dan upaya untuk mengurangi konversi lahan pertanian ke non - pertanian. Selain itu, dengan adanya BKM dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat setempat.
Perumahan Griya Kembang Putih garapan Rumah Cerdas merupakan produk yang merupakan kerjasama dengan Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpera). Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) sebelumnya telah mengeluarkan aturan batas maksimal harga rumah sejahtera tapak, antara lain ; Wilayah 1, naik dari Rp. 70 juta menjadi 88 juta per unit, antara lain ; di Jawa, di Sumatera, dan di Sulawesi kecuali Jabodetabek, dengan ketentuan DP (uang muka) minimal 10%. Dengan demikian, maka akan memberikan kelonggaran berupa kenaikan batasan minimal harga rumah serta akan membantu developer dalam menyediakan rumah tipe 36 seperti yang distandarkan pemerintah. Perumahan ini ditawarkan mulai dengan harga 88 juta untuk luasan tanah 72 m². Perumahan Griya Kembang Putih memang sengaja diperuntukkan bagi masyarakat lokal yang baru memiliki rumah pertama. “Segmen utama perumahan Griya Kembang Putih memang untuk para Pegawai Negri Sipil (PNS) yang belum memiliki rumah. Jika mereka PNS uang muka dapat menggunakan program Bapertarum dan sistem KPR FLPP yang diluncurkan pemerintah, dengan suku bunga 7,25% selama jangka waktu kredit,” ungkap Subhan, Manajer Marketing Rumah Cerdas. Harganya yang cukup murah bahkan bisa dibilang sangat murah, bagi pasar properti Jogja, tentu perumahan ini layak menjadi salah satu solusi pemenuhan perumahan di Jogja. Bayangkan, dengan harga 88 juta masyarakat sudah dapat memiliki rumah sendiri. Sistem pambayarannya pun bisa dengan sistem KPR selama 15 tahun. Sebagai gambaran misal, konsumen menggunakan DP 15 juta, angsurannya tiap bulan kurang lebih hanya Rp. 666,390 per bulan selama 15 tahun. Untuk lebih meringankan konsumen Rumah Cerdas memberikan kemudahan DP bisa diangsur selama 2 kali pembayaran. Dengan harga rumah 88 juta dan DP bisa 15 juta, pada pembayaran pertama konsumen hanya membutuhkan kurang lebih 20 juta sudah termasuk dengan biaya-biaya administrasi lainnya.
Lokasi Griya Kembang Putih bisa dibilang memiliki aksesibilitas yang cukup menarik, berada di Kecamatan Pajangan perumahan ini menawarkan kedekatan dengan sarana pendidikan dan sentra kerajinan dan desa wisata Krebet dan kerajinan gerabah Kasongan. Perumahan Kembang Putih menawarkan konsep kawasan rumah murah, kuat, dan sehat. Meski terbilang relatif murah untuk properti di Jogja, sistem konstruksi rumah-rumah tersebut sudah dipikirkan secara matang. Sesuai anjuran dari pemerintah, sistem konstruksi rumah di Griya Kembang Putih menggunakan sistem pondasi batu, dan tembok cor dengan besi tulangan sebagai penguatnya. Dari kekuatan sistem ini, sama dengan sitem tembok batu bata merah, namun, pengerjaan sistem cor lebih cepat selesai, hanya membutuhkan 2 – 2,5 bulan untuk membangun rumah tipe 36. Griya Kembang Putih berdiri diatas luas area 6,4 Ha, dan dibangun menjadi dua tahap. Tahap satu perumahan ini menawarkan 420 unit rumah. Harga , kualitas, dan berbagai keunggulannya, perumahan Kembang Putih ternyata mendapat respon yang sangat bagus dari masyarakat. Sampai saat ini perumahan Kembang Putih sudah terjual kurang lebih 150 unit rumah. Ke depannya perumahan ini akan memiliki fasilitas berupa tempat ibadah, dan Jalan lingkungan dengan lebar 6 - 8 m.
Greg-Red