Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


Sosok

Atmosfer Ala Resort Kediaman Irsyam Nde Luweh

Irsyam Sigit Wibowo beserta istri Arni Risviyanti
Fasad Rumah kediaman Irsyam Nde Luweh
Fasad rumah bernuansa kolonial dengan sentuhan jawa klasik dan Ruang keluarga ya
Beberapa sudut rumah kediaman Irsyam
Gasebo di sudut halaman lengkap dengan drum set
[block:views=similarterms-block_1]

Faktor kenyamanan selalu menjadi prioritas utama dan tentu saja hal terpenting bagi setiap orang di setiap segi kehidupan. Semua orang ingin agar dirinya dan keluarganya bisa merasa nyaman, baik di rumah, kantor, ataupun sedang dalam perjalanan. Sudah bukan rahasia lagi jika kenyamanan selalu menjadi paramater utama dalam menentukan atau memilih suatu hal. Seperti kita ketahui, rumah adalah kebutuhan utama dalam kehidupan setiap manusia, oleh karena itu faktor kenyamanan dari sebuah rumah pasti akan selalu menjadi perhatian.

Rumah Tropis Wujud Pelampiasan Sigit Pradityo

Sigit Pradityo bersama istri & kedua putranya
Teras Rumah dan Dapur sebagai Area Favorit Sigit dengan view kolam renang
Ruang Keluarga dan ruang Kerja
Kamar tidur dan sudut ruang ibadah
Area Dapur
[block:views=similarterms-block_1]

Rumah bukan hanya sebagai tempat berteduh dikala panas dan hujan, akan tetapi juga sebagai tempat dimana sebuah keluarga bisa berinteraksi, tumbuh, dan berkembang dengan baik. Kenyamanan di dalam rumah tinggal sangat mutlak dibutuhkan demi memperoleh ketenangan batin bagi Sang penghuni rumah. Untuk mewujudkan sebuah rumah yang nyaman tidak selalu harus dengan menerapkan desain yang mewah, akan tetapi lebih menuju pada kepuasan batin akan rumah yang sejuk dan sehat. Hal tersebut yang mendasari seorang Sigit Pradityo untuk membangun hunian idaman untuk ditempati bersama keluarganya yang beralamat di Jalan Baturraden Barat no. 88 Desa Kutasari, Purwokerto Utara. “Kalau ditanya konsep bangunannya apa, saya sendiri juga bingung untuk menjawab karena memang tidak ada konsep khusus. Yang pasti di daerah sini udaranya masih segar dan belum begitu bising oleh lalu lintas kendaraan bermotor, sayang kalau tidak dimanfaatkan,“ ujar Sigit.

Sebagai penggemar tanaman hias, Pria yang pernah menetap di kota Jogja tersebut juga berusaha untuk memasukkan unsur hijau ke dalam beberapa sudut rumahnya. Hal tersebut sudah mulai nampak di bagian halaman kecil area depan rumah. Tanaman hias yang berukuran cukup besar seperti kamboja hingga pisang kipas membuat area depan rumah terkesan asri. Sebuah kolam kecil di depan teras rumah yang berisi ikan koi semakin menambah nuansa natural area ini. Arsitektur berbau tropis dapat sedikit terasa pada fasad depan rumah dengan aplikasi batuan alam yang ada pada pilar dan beberapa bagian dinding teras rumah.

Rumah Kolaborasi Ekspresi Keluarga Rima Balestra

Rima Balestra beserta kedua Anaknya
Konsep rumah tinggal jawa berupa Joglo Limasan Jati
Koleksi kursi kayu model lawasan dan Meja makan unik dari potongan pohon utuh
Kamar tidur utama Rima Balestra dan Aksen kayu dalam kamar mandi utama
Gasebo jati yang memberi aksen klasik halaman rumah dan Dapur bersih dengan pemb
[block:views=similarterms-block_1]

Memiliki rumah sebagai penggambaran karakter dari Sang pemilik mungkin menjadi dambaan bagi banyak orang. Rumah tersebut sebagai cerminan dari penghuni rumah tidak hanya sebagai gambaran sebuah jerih payah namun juga bagaimana rumah tersebut akhirnya menjadi surga dan inspirasi bagi siapapun yang melihatnya. Kenyamanan di dalam rumah tinggal sangat diutamakan guna mendapatkan ketenangan batin. Nyaman tak harus mewah, tetapi lebih menuju pada kepuasan batin akan rumah yang segar, sejuk, dan sehat. Hal tersebut menjadi alasan pasangan Yves Balestra dan Rima Balestra dalam menentukan hunian untuk keluarganya.

Ditanya mengenai konsep bangunan, Rima menjelaskan bahwa konsep awal rumah tersebut yaitu berupa rumah klasik jawa dengan model joglo limasan. Setiap sudut rumah yang selesai dibangun 5 bulan sebelum bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 tersebut memaksimalkan keterbukaan dengan alam di sekitarnya, menyatu dan menghadirkan kehangatan suasana. “Memang dari awal Suami saya suka koleksi kayu-kayu rumah tua dan kebetulan punya usaha juga di bidang mebel, jadi semua pengerjaan kayu dan furnitur di rumah ini dikerjakan sendiri dan dengan penataan konsep juga dari dia semua,” ungkapnya.

Rumah Berpernik Apik & Nyentrik

Markus Winarto beserta keluarga
Rumah berpernik Apik dan Nyentrik
Ruang tamu dengan sentuhan artistik
Sudut sempit dimanfaatkan menjadi ruang kerja yang nyaman
Sudut ruang keluarga bernuansa retro & area dapur
[block:views=similarterms-block_1]

Tragedi gempa bumi yang terjadi pada 27 Mei 2006 menyisakan luka mendalam bagi masyarakat Jogjakarta. Bencana yang meluluh-lantahkan sebagian wilayah Kota Budaya tersebut menyebabkan kerusakan bangunan serta korban jiwa yang tidak sedikit. Namun dengan semangat untuk bangkit dari keterpurukan, perlahan namun pasti warga Jogja mulai membangun kembali kehidupannya. Sarana dan prasarana penunjang hidup mulai dibangun kembali hingga sekarang aktifitas Yogyakarta sudah kembali seperti sedia kala.

Semangat tersebut juga yang mendorong Markus Winarto untuk bangkit kembali. Rumah tinggalnya yang berlokasi di Jogokaryan MJ III No. 481 Yogyakarta tersebut juga menjadi salah satu yang mengalami kerusakan cukup parah akibat bencana alam gempa bumi pada hampir 11 tahun silam. “Pasca gempa bumi tersebut, dampak pada rumah ini memang cukup parah bahkan sudah hampir roboh. Jadi ya mau tidak mau memang harus dibongkar sekalian,” ujar pria asli Wonosari tersebut. Setelah proses pembongkaran akhirnya pada tahun 2008 Markus mulai membangun kembali bangunan rumahnya. Proses pembangunan yang dilakukan juga bertahap hingga menjadi rumah seperti saat ini.

Sentuhan Klasik Bikin Betah & Asyik

Sari Purnawati
Konsep hunian minimalis tropis
Suasana Outdoor
Tata interior rumah Sari Purnawati
Kamar tidur utama dan kamar mandi sebagai sumber inspirasi Sari Purnawati
[block:views=similarterms-block_1]

Rumah bukan hanya sebagai tempat berteduh dikala hujan atau panas, tetapi juga sebagai tempat dimana sebuah keluarga dapat berinteraksi, tumbuh, dan berkembang bersama dengan harmonis. Kenyamanan menjadi aspek yang diutamakan guna mendapatkan ketenangan batin sang penghuni rumah. Indah yang tidak berarti harus mewah, tetapi lebih menuju pada kepuasan batin akan rumah yang memberikan rasa nyaman untuk ditinggali. Hal tersebut yang menjadi alasan pasangan Sari Purnawati dan Joko Prayitno dalam memilih hunian untuk keluarganya.

Dilihat dari segi fasad, memang hunian ini nampak tidak jauh berbeda dengan deretan bangunan lainnya yang berada di kawasan perumahan elite CitraSun Garden garapan Ciputra Group, Bukit Sari, Gombel, Semarang. Bangunan dengan konsep minimalis modern, senada dengan apa yang diusung oleh pihak pengembang sendiri. Namun, sesuatu yang berbeda akan dijumpai setelah memasuki area dalam rumah tersebut. Hunian milik pasangan dokter dan pengusaha tersebut mengusung sebuah konsep design interior bergaya modern dengan sentuhan klasik di beberapa sudut dan furnitur yang digunakan. “Untuk fasad sendiri memang saya tidak mengubahnya, karena dari awal beli sudah begini dan peraturan developer memang tidak memperbolehkan adanya perubahan bentuk bangunan luar. Hanya ada sedikit perluasan bangunan di belakang dan penyesuaian bagian interiornya saja. Tata interior ini memang saya sesuaikan dengan keinginan saya, kebetulan juga dibantu oleh kerabat yang juga ahli di bidang design interior”, tutur Sari.

Safe House Impian Pasangan Dokter Muda

Dr.dr. Rizaldy Pinzon,MKes, Sp.S beserta keluarga
Safe house pasangan dokter muda
Family room
Dining set dengan material kayu
Kamar anak dengan furnitur bergaya vintage
[block:views=similarterms-block_1]

Nuansa alam menyelimuti suasana di rumah itu, alunan suara berbagai binatang saling bersahutan dari sekeliling rumah yang berada di kaki Gunung Merapi ini. Itulah rumah kediaman sepasang dokter muda Dr. dr. Rizaldy Pinzon, MKes, Sp.S dan dr. Marlyna Afifudin, Sp.M yang beralamat di Tebonan RT 01/ RW 05, Harjobinangun, Pakem, Sleman. Beberapa pohon berukuran cukup besar seperti mahoni dan nangka mengelilingi bangunan yang berada pada posisi hook tersebut. Hamparan sawah menjadi salah satu pemandangan ketika berada di depan rumah yang mulai dihuni pada bulan Mei 2015 tersebut.

Dilihat dari luar, rumah tersebut memiliki penampakan bangunan tembok yang masif dengan aksen jendela berukuran cukup besar, sepintas terkesan kaku, namun ketika mulai memasuki bagian dalam rumah, suasana begitu hangat dan lapang. Suasana tersebut sesuai dengan keinginan pemilik rumah untuk menghadirkan rumah dengan pusat aktifitas di bagian dalam rumah. Penggunaan kaca pada sekeliling rumah bagian dalam dengan view taman menjadikan semua sudut rumah terlihat dari manapun penghuni berada.

Memeluk Jogja dengan Karya Seni dalam Rumah

Broto Cahyono dan Istri
Fasad depan & Ruangan dengan kombinasi interior modern & klasik
Dapur yang terletak di area ruang terbuka tampil minimalis namun artistik
Nuansa galeri yang kental ditambah meja kursi model kuno
Kamar tidur utama konsep simple & kamar di lantai 2
[block:views=similarterms-block_1]

Daerah Istimewa Yogyakarta memang terkenal akan keramah tamahan masyarakatnya. Lingkungan yang asri dan budaya tegur sapa di kota ini begitu memikat orang untuk bisa tinggal di Jogja. Tidak terkecuali sosok Broto Cahyono yang sejak lama telah jatuh cinta dengan budaya masyarakat Yogyakarta yang begitu ramah bahkan terhadap pendatang yang baru dikenal. “Jadi dulu saya itu pernah tinggal di Jogja waktu masih kuliah. Semakin lama kok rasanya semakin cinta dengan kota ini dan pengennya bisa ngeloni Jogja”, cerita Broto. Pria asli dari kota Muntilan yang lahir pada tahun 1959 ini sejak umur 5 tahun sudah tinggal di Sumatera, sempat berpindah juga ke Lampung dan Palembang.

Dari kecintaannya terhadap kota Jogja itulah akhirnya pada November 2015 setelah pensiun, Broto mulai mewujudkan keinginannya untuk mempunyai rumah tinggal di Jogja. Rumah yang selesai dibangun pada pertengahan tahun 2016 dan mulai ditempati pada sekitar dua bulan yang lalu tersebut terletak di dusun Pete, Sidomulyo, Godean, Sleman dan berdiri di atas lahan seluas ± 115 m².

Bersatunya Rumah Tinggal & Alam sekitar Lies Maria

Lies Maria dan dapur favoritnya
Lanscape rumah induk, rumah jaga dan rumah baca gaya paiton
Penataan furnitur di kamar utama dan kamar mandi modern
Lanscape taman dan fasad rumah Limasan milik Lies maria
Kamar di rumah limasan dan kamar mandi
[block:views=similarterms-block_1]

Memiliki rumah sebagai penggambaran dari karakter sang pemilik mungkin menjadi dambaan bagi banyak orang. Tak terkecuali dalam rumah yang terletak di Desa Tanjung, Wukirsari, Cangkringan Sleman. Rumah seorang wiraswasta di bidang advertising pembuatan iklan TV tersebut cukup menggambarkan bagaimana karakter si penghuninya.

Senyum hangat dan sapa renyah dari sang pemilik menggambarkan sikap terbuka dan ramah kepada setiap tamu yang datang. Diceritakan sang empunya rumah, Lies Maria, dirinya tidak memiliki tema khusus dalam membangun rumah tinggal tersebut. Namun sikap terbuka dan hangat dari sang pemilik rumah tergambar dalam penataan bangunan dan interior rumahnya. Setiap bangunan memaksimalkan keterbukaan dengan alam sekitarnya. Menyatu dan menghadirkan kehangatan suasana.

“Kalau ditanya temanya apa, saya selalu bingung untuk menjawab, karena memang tidak ada tema khusus, saya hanya ingin memiliki rumah yang menyatu dengan alam sekitar, memiliki view merapi dan terbuka supaya sirkulasi udara lebih maksimal. Disini udaranya masih segar, sayang kalau tidak dimaksimalkan. Awalnya saya hanya mengumpulkan kayu-kayu bekas yang masih bagus, lalu saya minta tolong kepada teman saya mas Cahyo untuk menggambarkan dan membangunkannya, jadinya seperti ini, nyaman bagi saya,” kisah Lies.

Pendopo Agung Kahuripan, Filosofi Rumah Tinggal Agung W. Utomo

Agung W. Utomo beserta keluarga
Pendopo utama sebagai simbol rumah Jawa
Pendopo dan koleksi benda antik keluarga Agung
Koleksi keris dan lukisan antik di ruang Utama omah mBuri
Mushola dan kamar mandi terbuka simbol Wilwatikta
[block:views=similarterms-block_1]

Rumah tradisional Jawa, itulah kesan yang muncul pertama kali ketika memasuki gerbang rumah milik Agung Wahyu Utomo yang terletak di kawasan Karanganyar, Jawa Tengah. Konsep bangunan Jawa dengan bagian-bagian utamanya dapat ditemui di rumah PNS yang sehari-hari berdinas di Pemkab Karanganyar tersebut. Bangunan utama berupa Pendopo, Peringgitan dan Omah mBuri menjadi identitas utama rumah Jawa yang dilengkapi bangunan khas lainnya berupa “Kandang kebo” yang difungsikan sebagai garasi mobil.

Bapak dari Huzaefah Pedrag, Tallulah Rimang, dan Wilwatikta Radarpa tersebut menuturkan bahwa dirinya merupakan pengagum filosofi Jawa sehingga berusaha untuk menuangkan segala inspirasinya terkait budaya Jawa kepada rumah impiannya. Filosofi-filosofi Jawa yang dituangkan dalam konsep bangunan antara lain adalah konsep perundakan atau tingkatan struktur bangunan yang terdiri dari tiga tingkat. Tingkat pertama merupakan simbol kelahiran, dimana manusia memulai hidupnya di bumi, tingkat kedua merepresentasikan dunia dimana manusia mulai mencari dunianya dengan kegiatan mencari penghidupan seperti pekerjaan dan bersosialisasi. Sedangkan tingkat ketiga memiliki filosofi dimana manusia mencari “nirwana” sebagai persiapan manusia menuju alam selanjutnya.

Rumah Ekspos Impian Ari Wardana

Ari Wardana bersama keluarga
Rumah Bata Ekspos milik Ari Wardana
Dapur dan ruang hobi
Ruang tamu nuansa klasik dan ruang keluarga
Kamar tidur utama
[block:views=similarterms-block_1]

Dari keinginan untuk memiliki rumah dengan nuansa batu bata ekspos, akhirnya Ari Wardana berhasil mewujudkan hal tersebut pada tahun 2013. “Pokoknya dari dulu kalau punya rumah saya ingin sekali punya rumah dengan nuansa batu bata ekspos”, ujarnya. Pembangunan rumah yang terletak di dusun Bantulan, Margokaton, Seyegan, Sleman tersebut memakan waktu kurang lebih 2 tahun karena memang dilakukan secara bertahap.

Untuk urusan desain rumah Ari menyerahkan sepenuhnya kepada saudara sepupunya yang memang bekerja di bidang arsitek. “Saya hanya minta dibuatkan konsep rumah yang unik dengan menonjolkan nuansa batu bata ekspos, untuk desainnya saya serahkan semua sama dia (red: saudara sepupu)”, tambah ayah dari Raditya dan Arindra ini.

PARTNER
Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain