Langgam Klasik Kontemporer Coretan Imajinasi Artha Hermawan
Artikel Terkait
Seiring perkembangan zaman maka desain-desain arsitektur pun turut berkembang menyesuaikan selera masyarakat yang cenderung menginginkan sesuatu yang lebih simpel, praktis, dan efisien, termasuk dalam hal hunian. Namun ternyata hal itu tidak membuat model arsitektur klasik kehilangan peminatnya, karena rupanya masih banyak orang yang menyukai model arsitektur yang satu ini. Alasan dibalik hal itu tentu saja berbeda pada tiap-tiap orang, ada yang disebabkan karena memori dan kenangannya di masa lalu dengan arsitektur klasik, ada pula yang diberi amanat untuk menjaga keaslian suatu bangunan lama yang tentu menggunakan model arsitektur klasik. Tetapi paling tidak eksistensi dari arsitektur klasik masih dapat kita nikmati hingga saat ini. Arsitektur klasik sendiri tentu merupakan salah satu model arsitektur populer dunia yang sudah sangat lama dikenal karena memang sejarahnya yang panjang, itulah sebabnya model arsitektur yang satu ini telah banyak melahirkan model-model arsitektur baru yang diadaptasi darinya.
Salah satu desain arsitektur yang dapat dikembangkan dari konsep rumah tradisional Jawa yaitu desain rumah Jawa klasik kontemporer. Desain tersebut merupakan modifikasi dari gaya bangunan rumah Jawa yang menyesuaikan dengan kebutuhan, baik itu tata ruang, fasilitas, hingga dekorasi pada saat ini. Hal tersebut rupanya yang menjadi inspirasi bagi Artha Hermawan dalam membangun hunian untuk Sang ibu. “Dalam membangun rumah ini terbilang cukup singkat, kurang lebih hanya 3 bulan karena saat itu juga diusahakan sebelum momen Natal rumah sudah selesai. Jadi dulu awalnya membangun rumah ini karena saat itu masa kerja ibu sudah habis kemudian mendapat dana pensiun yang terbilang cukup terbatas jika digunakan untuk membangun rumah. Kemudian dengan segala cara, kebetulan juga bisnis saya di bidang arsitektur jadi dapat memaksimalkan material-material yang ekonomis namun memiliki kualitas yang baik, akhirnya dapat terbangun menjadi seperti ini,” ungkapnya.
Rumah yang berlokasi di Dusun Bendo, Pereng, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah tersebut nampak begitu unik dengan fasad ala rumah kampung khas Jawa klasik jaman dahulu. Suasana kawasan pedesaan yang masih cukup asri dan tenang sungguh akan memberikan kenyamanan dalam menjalani kehidupan bersama keluarga tercinta. Area halaman depan rumah sengaja dibiarkan terbuka tanpa pagar baja maupun tembok beton menampilkan kesan terbuka pemilik rumah. Beberapa tanaman hias dan rumput hijau juga tumbuh subur di area depan teras meskipun tidak terlalu luas, sehingga nuansa sejuk dan alami khas pedesaan begitu terasa saat berada di area depan.
Hunian milik keluarga Artha tersebut tidak memiliki pelataran yang luas seperti halnya rumah adat Jawa pada umumnya. Bagian depan rumah berbatasan langsung dengan jalan perkampungan. Sebagian besar material kayu pada konstruksi rumah yang berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 126 m² tersebut berasal dari bekas bongkaran rumah lawas. Teras depan menjadi point of interest pada rumah tersebut. Lantai teras depan mengaplikasikan tegel motif klasik yang dipadukan dengan ubin cor di sekelilingnya sehingga tampilan motif dari tegel motif tersebut lebih kontras. Sebuah pintu utama masuk rumah yang terbuat dari gebyok kayu dengan kombinasi penggunaan kaca floral berwarna yang semakin menampilkan sisi klasik area fasad. Jendela kayu pada sisi kanan dan kiri pintu utama juga sengaja dibiarkan dengan warna alami kayu demi mempertahankan nuansa kesederhanaan rumah.
Memasuki bangunan rumah yang mulai dibangun sejak akhir Agustus 2017 tersebut, kesan terbuka dan lapang begitu terasa walaupun rumah tersebut mempunyai luasan yang tidak begitu besar. Ruang tamu sengaja dibuat tanpa sekat dan sedikit terbuka, seolah menjadi satu dengan area ruang utama dan juga dapur, dengan begitu sirkulasi udara di dalam ruangan lebih lancar sehingga membuat suhunya lebih sejuk. Terdapat table set rotan klasik tertata rapi pada salah satu sisi ruangan bagian depan yang difungsikan sebagai ruang tamu, dipadukan dengan aplikasi lantai tegel motif klasik yang senada dengan area teras depan. Dengan dekorasi ruangan yang simpel dan sederhana, mampu memberikan kesan nyaman tersendiri bagi penghuni. Sebuah lampu gantung klasik sebagai penerangan area ruang tamu menjadi pelengkap dekorasi klasik di dalamnya. “Bisa dibilang memang rumah ini mencerminkan keluarga kami yang opo anane. Jadi ya seperti ini adanya rumah. Ruang tamu dibuat tanpa sekat agar terkesan lebih terbuka dan akrab. Bahkan dapur juga dapat terlihat dari area ruang tamu, jadi kami sebagai penghuni rumah juga harus selalu menjaga kebersihan dapur agar tidak terkesan kotor saat ada tamu yang datang,” papar Artha.
Pada sisi kiri ruang tamu, terdapat sebuah kamar tidur dengan sekat dan pintu yang mengaplikasikan gebyok. Kamar tersebut difungsikan sebagai kamar tidur tamu atau tempat tidur bagi Artha dan keluarganya ketika menginap di rumah tersebut. Tidak banyak furnitur maupun dekorasi yang diaplikasikan pada kamar tersebut. Hanya nampak sebuah ranjang tidur kayu bersanding dengan sebuah almari kayu klasik dengan ukiran nan cantik. “Kamar ini sebenarnya difungsikan sebagai kamar tamu. Namun ketika saya dan anak istri menginap di sini, ya kami tidur di kamar ini. Bahkan anak saya sangat senang ketika diajak menginap di rumah neneknya ini,” imbuhnya.
Masuk lebih ke dalam dari area ruang tamu, terdapat sebuah ruangan dengan desain yang cukup unik. Ruang utama rumah tersebut didesain layaknya sebuah kolam kecil dengan alas bebatuan dan table set kayu ukir. Tepat di sebelahnya terdapat sebuah kolam ikan dan aplikasi vertical garden yang menghadirkan nuansa alami di dalam rumah. Untuk memaksimalkan sisi penerangan pada saat siang hari, bagian atap ruang utama mengaplikasikan atap transparan sehingga cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruangan. “Sebenarnya aplikasi ruang utama ini belum selesai. Rencana saya tempat duduknya langsung pada cor ini, namun diberi alas kayu seperti itu. Banyak teman-teman atau keluarga mampir ke sini, spot ini yang menjadi favorit mereka untuk bersantai dan mengobrol,” ujar Artha.
Area dapur terletak tidak jauh dari ruang utama sebelumnya. Dapur rumah tersebut tampil sederhana namun tetap mengedepankan sisi fungsionalnya. Kemudian sesuatu yang cukup unik juga nampak pada area bathroom, dimana kamar mandi rumah tersebut didesain agak terbuka. Dengan fasilitas modern seperti shower dan toilet duduk demi menunjang kenyamanannya. Lebih unik lagi di area kamar mandi tersebut juga menjadi satu dengan area kandang Musang peliharaan pemilik rumah. Sebagai sekatnya, menggunakan tirai yang dapat dibuka dan ditutup dengan mudah. Dengan perpaduan desain Jawa klasik kontemporer, hunian milik Artha Hermawan tersebut tentu saja dapat menjadi inspirasi rumah unik dengan luas tanah yang terbatas. Farhan-red