Tugu Jogja

Tidak sah rasanya bila datang ke Jogja bila belum melihat Tugu atau memegang Tugu dan mengabadikannya dalam bingkai foto, itulah fenomena yang terjadi modern ini. Tugu sebagai icon kota Jogja mengalami perkembangan dan perubahan dari masa-masa. Pergeseran itu yang coba diangkat Jogja Gallery sebagai salah satu ruang publik melalui gelaran pameran bertajuk “Memaknai Pusat” mencoba mengusung perubahan Tugu dari kacamata seniman.”

Pameran ini lebih menitikberatkan seniman yang kita undang untuk merespon Tugu Jogja, lepas ia orang bukan Jogja maupun orang dari asli Jogja yang mengenal sejarah Tugu. Beberapa karya bisa dikatakan lepas dari bentuk asli Tugu sendiri. Banyak sekali karya-karya yang dilihat secara visual tidak kelihatan Tugunya hanya berupa simbol-simbol,” terang Daru Artono, koordinator pameran.

Misalnya saja, karya Heru”Dodot” Widodo yang berjudul Aku Mandi Dolar. Dalam lukisan ini seniman melihat Tugu dari sisi komersial. Instalasi Kelompok Munggur dengan karya Tugu dari bambu dan jerami yang mempunyai bentuk meliuk-liuk mempresentasikan makna Tugu yang sudah dibelokkan, tidak lagi lurus. Pameran seni rupa yang dikuratori oleh Lutse Lambert DM ini diselenggarakan dari tanggal 21 Juli hingga 30 Agustus 2012 di Jogja Gallery yang terletak di Jalan Pekapalan 7, Alun-Alun Utara, Jogjakarta.(Ganang-RJI-red)