Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


Santap

Transformasi Gaya Klasik Nan Artistik Goodfellas Resto Semarang

Goodfellas Resto
Area coffee bar  & sudut ruang rustik yang fotogenik
VIP room yang bernuansa mewah
Wisnu Tri Wardani (Captain Floor) bersama Crew Goodfellas Resto & Area glass hou
Aneka menu makanan dan minuman sajian Goodfellas
[block:views=similarterms-block_1]

Kalau Anda pernah jalan-jalan ke kota Semarang, pasti tidak akan kesulitan untuk menemukan bangunan-bangunan tua peninggalan zaman Belanda. Hal ini tidak terlepas dari sejarah masa lalu, di mana Belanda bahkan sempat menjadikan kota Semarang sebagai pusat pemerintahan. Seiring berjalannya waktu, bangunan yang dulunya digunakan pemerintahan Belanda kini berubah menjadi bangunan fungsional seperti kafe, bangunan tempat wisata, atau bahkan ada juga yang menjadi tempat tinggal. Salah satu sisa-sisa bangunan Belanda yang kini dikembangkan menjadi kafe adalah Goodfellas. Goodfellas sukses bertransformasi dari bangunan tua Belanda menjadi salah satu bangunan yang artistik dan fotogenik.

Memuaskan Jiwa & Raga Dalam Atmosfer Majapahit Ala Jiwangga Resto

Jiwangga Resto
Meja kursi kuno pada area depan & Landscape dengan nuansa Bali
Nuansa pedesaan Bali dihadirkan pada sisi area terakota
Konsep area Taman Sari dengan unsur air mendominasi
Aneka menu Jiwangga Resto
[block:views=similarterms-block_1]

Saat para generasi 'jaman now' tengah berlomba-lomba memenuhi feed foto sosial media mereka dengan foto berkonsep futuristik, alam, serta outfit of the day, Jiwangga Resto hadir dengan konsep yang justru kembali kepada jaman kerajaan. Seolah hadir menjadi pembeda pada eranya, resto yang terletak di Jalan Terbaik No. 1 Bromonilan, Purwomartani, Kalasan, Sleman ini menawarkan nuansa khas kerajaan Majapahit kuno. “Kebetulan Suami memang sangat mengagumi kerajaan Majapahit kuno, semua furnitur lawas hingga barang-barang kuno yang ada disini merupakan koleksi pribadi suami saya,” ujar Rosalya Sri Wulandari, owner resto ini.

Menempati tanah pribadi pemilik seluas kurang lebih satu hektar ini, Jiwangga Resto memberikan pemandangan yang sangat kental dengan budaya Hindu yang memang dianut oleh kerajaan Majapahit kuno saat itu. Dengan bangunan didominasi oleh bata merah ekspos, bertingkat dari atas menurun ke bawah dengan beberapa pohon dengan daun yang rindang dan dibatasi sungai dan sawah di pinggir resto ini menambah khas suasana kerajaan kala itu. Bangunan pendopo dan segala furnitur yang digunakan pun sangat kental dengan alam, kayu lawas akan banyak ditemui sebagai material meja kursi yang disediakan untuk tamu resto. Dengan desain yang sangat kuno membuat lokasi ini sangat cocok untuk pengunjung yang ingin berfoto dengan nuansa kerajaan kuno.

Cita Rasa Hommy Dan Cozy Racikan Simetri Coffee Roasters

Simetri Coffee Roasters
Area Living room dengan sentuhan klasik industrial
Ruang tengah sebagai area bar
Study room
Aneka menu Simetri Coffee Roasters
[block:views=similarterms-block_1]

Bisnis kuliner di kawasan Yogyakarta semakin semarak dengan hadirnya berbagai macam resto maupun kafe yang menawarkan berbagai variasi konsep bangunan maupun menu hidangan yang menarik. Persaingan di dunia kuliner khususnya di kota Jogja menuntut inovasi para pelakunya untuk menghadirkan konsep yang berbeda, unik, serta segar untuk dapat diterima oleh berbagai kalangan terutama segmen anak muda yang menjadi salah satu segmentasi pasar paling potensial saat ini. Tak hanya menu yang menarik, namun penataan interior yang nyaman untuk bersantap dan berinteraksi saat ini menjadi hal yang dicari oleh penikmat kuliner di Jogja.

Salah satu resto yang menawarkan konsep tata interior menarik dan nyaman adalah Simetri Coffee Roasters. Resto & Coffee yang beralamat di Jalan Sabirin No. 20, Kotabaru, Yogyakarta mencoba mengusung konsep klasik minimalis dengan sentuhan industrial yang juga nampak pada pemilihan furniturnya. “Di Simetri sendiri sebenarnya yang ingin kita kedepankan yaitu pengunjung dapat menikmati sajian di sini terutama kopi, dengan kenyamanan layaknya berada di rumah sendiri. Dengan perpaduan bangunan kuno dengan konsep interior yang modern, diharapkan dapat menghadirkan suasana yang membuat pengunjung betah untuk berlama-lama,” ungkap Rendi, Operational Manager Simetri Coffee Roasters. Dikatakannya lebih lanjut, nama Simetri sendiri mempunyai arti sebuah bangun datar (hexagon) yang memiliki sisi yang sama persis. Hal tersebut berarti bahwa resto ini senantiasa menjaga kualitas serta cita rasa hidangan menunya akan sama persis antara satu cabang dengan cabang lainnya. “Awal berdirinya Simetri sebenarnya adalah berada di daerah Jakarta sekitar setahun yang lalu. Kemudian berlanjut di Jogja ini 4 bulan setelahnya,” tambah Rendi.

Sensasi ke Amerika Tahun 50-an di Double Decker Casual Dining Solo Baru

Double Decker Casual Dining Solo Baru
Area makan lantai dasar Double Decker
Meeting area dan karyawan Double Decker
Toilet unik
Menu unggulan Double Decker
[block:views=similarterms-block_1]

Wisata kuliner kota Solo ternyata tidak hanya menjunjung ragam panganan lokal yang nikmat dan murah meriah. Menikmati sajian lezat di atas bus tingkat di Double Decker Casual Dining dapat menjadi salah satu pengalaman wisata kuliner yang tak bisa dilupakan. Double Decker adalah salah satu tempat casual dining dengan konsep unik dan menarik yang menawarkan sejuta kenikmatan western food, sekaligus membawa kita ke suasana Amerika tahun 1950an yang terkesan vintage, terlihat dari segala ornamen-ornamen yang akan membawa para pengunjungnya masuk dalam dimensi tahun 50an. Seperti televisi dan radio kuno, mural-mural cantik ala jadul dan juga suasana kota New York di era 50an.

Berlokasi di Jalan Ir. Soekarno, Solo Baru, atau tepatnya berada di ground floor Fave Hotel dan diapit pusat perbelanjaan serta pertokoan, semua mata orang yang lewat akan tertuju pada bus merah yang menjadi icon resto satu ini. Apalagi ada gadis-gadis manis berpakaian maid yang cute dan selalu menyambut siapapun yang datang dengan senyum manis.

Nostalgia Atmosfer Kaki Gunung Travelmie Puncaknya Jogja

Travelmie Puncaknya Jogja
Fasad ruko dengan sentuhan etnik
Ruang makan lantai atas bernuansa laut
Ibrahim Nur Hidayat beserta Ricky Zaenal
Aneka menu Travelmie Puncaknya Jogja
[block:views=similarterms-block_1]

Setiap tempat makan memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Apalagi jika tempat makan itu adalah tempat baru, tentunya akan menampilkan sesuatu yang berbeda dari tempat makan lain yang sudah ada. Hal tersebut tentu akan membuat setiap tempat makan baru untuk berlomba-lomba menampilkan cirinya tersendiri yang menarik.

Salah satu tempat makan dengan konsep ala area perkemahan yang sangat menarik untuk dikunjungi yaitu Travelmie dengan brand location “Puncaknya Jogja 0223 MDPL”. Travelmie adalah salah satu tempat makan baru yang berdiri di beberapa kota di Indonesia, diantaranya berada di Tangerang, Jakarta, Surabaya, Malang, dan terakhir berada di kota Yogyakarta yang mulai beroperasi pada tanggal 19 September 2017 yang lalu. Resto keren dan yang pertama membawa tema petualangan ini sangatlah sayang untuk dilewatkan, karena desainnya dan konsep tempat ini yang cukup menarik. Maka tak heran Travelmie ini segera menjadi tempat makan pilihan dan banyak dikunjungi terutama anak muda dan keluarga.

Suguhan Langgam Budaya Lawasan Kopi Tubruk Den Jayeng

Kopi Tubruk DenJayeng
Kopi Tubruk DenJayeng
Kopi Tubruk DenJayeng
Kopi Tubruk DenJayeng
Kopi Tubruk DenJayeng
[block:views=similarterms-block_1]

Dalam memilih restoran untuk memenuhi kebutuhan makan, belakangan ini masyarakat bukan hanya mencari berdasarkan menu makanannya saja, akan tetapi tempat yang unik serta cozy menjadi cukup diminati. Hal tersebut yang menjadi dasar Aldo Inka Giffari dalam membangun sebuah tempat makan yang tidak hanya mengunggulkan menu masakan lezat, tapi juga tempatnya yang memiliki daya tarik tersendiri. Dan akhirnya pada bulan Juli 2017 atau beberapa hari setelah hari raya Idul Fitri, Ia mulai membuka restoran yang diberi nama Kopi Tubruk Den Jayeng.

“Kalau untuk namanya sendiri sebenarnya ini (Den Jayeng –red) adalah nama dari kakek buyut saya yaitu Den Jayeng Sumardi. Nah tempat ini sendiri dulunya merupakan rumah tinggal beliau, namun setelah kakek buyut meninggal rumah ini sempat kurang lebih 27 tahun kosong tidak ditempati. Akhirnya saya dan keluarga mempunyai ide untuk memanfaatkan bangunan ini untuk dijadikan tempat makan. Memakan waktu setahun untuk mengkonsep dan merenovasi bangunan, ya alhamdulillah tahun ini sudah mulai beroperasi”, ungkap Aldo.

Mencicipi Kombinasi Budaya Lawasan Wedang Kopi Prambanan

Wedang Kopi Prambanan
Coffee Bar area
Entrace area
Bangunan Joglo
Aneka menu
[block:views=similarterms-block_1]

Obyek Wisata Candi Prambanan, siapa lagi yang tak mengenalnya? Candi indah yang berada di Jogja dan merupakan salah satu tujuan destinasi wisata saat di Jogja. Komplek Candi Prambanan ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan kecamatan Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta. Lokasi obyek wisata Candi Prambanan Yogyakarta ini persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Prambanan sendiri termasuk situs warisan dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara.

Bagi wisatawan yang ingin berwisata kuliner di seputaran komplek Candi Prambanan, nampaknya Wedang Kopi Prambanan adalah destinasi yang wajib dicoba. Menawarkan kesederhanaan yang menyatu dalam nuansa persawahan, kesejukannya akan menghantarkan Anda bersama keluarga ataupun sahabat dalam obrolan yang mendamaikan sanubari. Menikmati suara daun padi yang tertiup semilir angin semakin menambah nikmatnya bersantap. Semua itu bisa Anda rasakan di Wedang Kopi yang terletak di Jalan Manisrenggo No. 16, Prambanan atau sekitar 1 kilometer sebelah Timur komplek Candi Prambanan.

Nostalgia Kuliner Ndeso Ngangeni Racikan Ingkung Kuali

Ingkung Kuali
Gasebo
Bamboo Hall
material bambu
Menu Unggulan Ingkung Kuali
[block:views=similarterms-block_1]

Bicara Daerah Istimewa Yogyakarta, selain adat dan budaya yang masih kental, wisatawan juga berburu kuliner khas. Biasanya, mereka mencari gudeg atau oleh-oleh khas Jogja seperti bakpia. Padahal, Jogjakarta memiliki banyak pilihan kuliner yang tidak kalah nikmat bila dibandingkan dengan gudeg. Berwisata kuliner di Yogyakarta memang lebih asyik kalau disertai dengan perburuan kuliner yang masih tradisional atau ndeso, apalagi yang sudah mulai jarang dijumpai. Meskipun kerap kali lokasinya agak jauh dari pusat kota Yogyakarta, namun ada kepuasan tersendiri saat berhasil menemukan kuliner langka yang enak dan belum diketahui banyak orang. Bagi yang ingin bernostalgia dengan menu kenduri zaman dulu, mungkin akan tertarik dengan masakan ingkung ayam yang belakangan kembali digemari. Di daerah Bantul ada beberapa tempat yang menawarkan kuliner klasik ini beserta suasana khas pedesaan yang bersahaja.

Lekker Je Café Eksotisme Kuliner Berbumbu Rock'n Roll

kuliner
kuliner
spot
khas
makanan
[block:views=similarterms-block_1]

Jogjakarta sebagai salah satu kota tujuan favorit para wisatawan baik lokal maupun internasional. Hal tersebut tentu saja merupakan peluang bagi penggiat bisnis kuliner yang tidak dapat dilewatkan untuk membuka kafe-kafe menarik di kota tersebut. Kota yang terkenal dengan kebudayaannya ini pun tidak pernah habisnya menyajikan beragam kuliner unik dan menarik. Dari satu sudut kota ke sudut lainnya, dari jenis makanan satu ke makanan lainnya, dan dari jenis minuman satu hingga jenis minuman lainnya. Namun, tentu tidak semua menu yang baru dan unik menjadi daya tarik. Selalu ada desain interior yang unik untuk menjadi daya tarik yang kuat agar para pengunjung ingin datang dan singgah.

Mencicip Olahan Ala Meneer di MP Pavilion Purwokerto

MP Pavilion Purwokerto
Konsep Kolonial MP Pavilion Purwokerto
Selasar MP Pavilion Purwokerto
Aneka Tematik MP Pavilion Purwokerto
Aneka hidangan MP Pavilion Purwokerto
[block:views=similarterms-block_1]

Hadir sejak 13 tahun yang lalu namun mengalami pergantian konsep pada tahun 2014, MP Pavilion ikut menyemarakkan jagad kuliner di Kota Purwokerto. Menyajikan ragam menu bercita rasa Nusantara, Chinese, dan Eropa. Berlokasi di Jalan MT. Haryono 140 atau masih berada di sekitar Pasar Wage, setiap tamu yang datang akan mendapatkan pengalaman makan yang baru. Mulai dari gaya bangunan, pelayanan, dan tentu saja soal cita rasa yang lezat. Mengenai nama resto ini sendiri, Gita Putri selaku staff admin menjelaskan bahwa MP ada singkatan dari kata 'Merah Putih'. “Resto ini memang sudah ada sejak 13 tahun yang lalu dengan konsep layaknya rumah tempo dulu. Makanan serta desain arsitekturnya juga sangat mencerminkan nuansa Indonesia yang sangat klasik, maka dari itu dulu dipilih nama merah putih,” ungkap Gita.

Membahas gaya bangunan yang diusungnya, MP Pavilion tampil dengan karakter yang kuat. Jika ditengok dari fasad bangunan saja maka restoran tersebut sudah menunjukkan kekhasan dari arsitektur yang diusungnya, yaitu gaya bangunan kolonial Belanda. Pilar kotak yang megah di area teras depan yang berdiri kokoh, serta pemilihan warna putih di lingkup depan bangunan juga menjadi ciri dari bangunan kolonial. Nuansa kolonial Negeri Kincir Angin di restoran ini tidak hanya ditampilkan melalui dekorasi ruangannya saja, akan tetapi dari bangunannya sendiri yang memang merupakan bangunan yang berusia cukup tua dan dulu pemiliknya merupakan seorang warga negara Belanda.

PARTNER
Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain